Bangun smelter baru, Central Omega Resources (DKFT) tambah modal lewat rights issue
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) berencana menambah modal dengan menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten perdagangan dan pertambangan ini menawarkan 9,30 miliar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham.
Rencana penambahan modal ini terlebih dahulu akan dibahas pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 28 Februari 2019 mendatang. Apabila disetujui dalam RUPSLB tersebut barulah pihak Central Omega Resources melakukan Pernyataan Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Central Omega Resources Feni Silviani Budiman menyatakan, penerbitan saham baru ini akan berdampak positif karena akan memperbaiki struktur modal dan arus kas DKFT. “Dengan adanya penambahan modal ini maka perusahaan akan segera dapat memulai rencana pembangunan smelter feronikel tahap II di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah,” kata dia melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia Selasa (22/1).
Lebih lanjut Feni mengingatkan kepada pemilik saham DKFT bahwa rencana penambahan modal kali ini akan berpengaruh pada presentase kepemilikan saham. Bagi pemegang saham DKFT yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru sesuai dengan HMETD-nya akan mengalami penurunan kepemilikan sahamnya atau dilusi.
Sebagai informasi, sebelumnya Central Omega Resources menyatakan bahwa kapasitas produksi smelter feronikel baru itu bisa mencapai 250.000 metrik ton per tahun. Nilai investasi yang akan dikeluarkan untuk pembangunan smelter tersebut sebesar Rp 7 triliun. Ditargetkan pembangunan smelter itu rampung pada akhir 2019.
Kemarin, harga saham DKFT ditutup pada Rp 300 per saham. Dalam tiga bulan terakhir, harga saham rata-rata DKFT berada di Rp 314 per saham. Dengan perhitungan harga rata-rata tersebut, maka DKFT bisa mengantongi dana Rp 2,92 triliun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.