Bank Mandiri (BMRI) genjot kredit korporasi ke tiga sektor ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI anggota indeks Kompas100) bakal memperluas cakupan kredit korporasinya ke beberapa sektor baru seperti pariwisata, sawit (CPO), dan pertambangan.
Direktur Corporate Banking BMRI Royke Tumilaar mengakui semester II 2019 ini penuh tantangan karena kondisi global dan dalam negeri yang mempengaruhi pengusaha sangat berhati-hati alias wait and see untuk mengembangkan bisnisnya.
“Hal ini dibuktikan walaupun sedang ada tren penurunan suku bunga permintaan kredit tidak seperti ekspektasi. Saya rasa hal ini juga dipengaruhi banyak faktor seperti situasi politik yang terjadi,” jelasnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/9).
Royke mengakui di semester II ini pengusaha masih menunggu kabinet kerja rampung untuk mengetahui dengan jelas proyek apa yang akan dijalankan ke depannya. Adapun Royke memproyeksikan pertumbuhan kredit korporasi BMRI di semester II 2019 hanya tumbuh 10% lebih sedikit.
Tantangan tersebut membuat BMRI harus mengatur strategi lain demi menumbuhkan kredit perseroan di masa mendatang. Royke bilang BMRI sedang mencoba masuk ke tiga sektor baru yakni pariwisata, downstream CPO, dan pertambangan.
Royke menjelaskan selama ini ekspansi kredit Bank Mandiri banyaknya ke sektor perkebunan, infrastruktur, powerplant, dan pelabuhan. Namun, ke depannya BMRI akan lebih gesit ekspansi ke sektor pariwisata mengingat saat ini sedang gencarnya dibangun infrastruktur, seperti akses bandara dan jalan tol. Royke melihat peluang pembangunan ini akan membuat sektor pariwisata makin bergairah.
Kemudian untuk sektor lain seperti pertambangan, menurut Royke BMRI akan memberikan kredit bank ke perusahaan yang berencana membangun smelter. Sebab saat ini perusahaan-perusahaan tambang sedang didorong untuk membangun smelter.
Royke bilang, kalau memang pembangunan smelter-nya positif tentunya BMRI tidak segan memberikan kredit.
Ia menyatakan tiga sektor baru yang akan dijajaki ini baru akan terealisasi di 2020 sebab di sisa 2019 ini BMRI masih survey dan evaluasi.
Royke mengakui kalaupun nanti terealisasi dia memproyeksikan kontribusi kredit perseroan ke pariwisata tidak sampai 50%. Royke masih melihat bagaimana kemampuan investor domestik dan asing dalam ekspansi bisnisnya.
Sejauh ini, Royke menyatakan survei BMRI masih di perusahaan dalam negeri dan belum ada penjajakan atau due diligence ke perusahaan manapun. Semua masih dalam tahap rencana dan riset, belum ada yang serius atau mengikat.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.