Banyak TKA China di Smelter, Pemerintah Minta Kurangi Kalau..
Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China di kawasan industri smelter nikel sempat ramai diperbincangkan. Mengenai hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun ikut angkat bicara.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan, keberadaan tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing perlu dilihat secara proporsional. Jika memang sudah tidak diperlukan, maka menurutnya seharusnya dikurangi.
"Tenaga kerja Indonesia dan TKA harus dilihat secara proporsional. Kalau tidak diperlukan, harus dikurangi," ungkapnya dalam acara 'Indonesia Mining Outlook 2021' melalui YouTube Tambang TV, Selasa (15/12/2020).
Sebelumnya, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan TKA asal Negeri Tirai Bambu ini menurutnya dibutuhkan pada saat pekerjaan konstruksi smelter. Awalnya, pada saat konstruksi direkrut sebanyak 2.000 orang pekerja di mana sebanyak 30% diantaranya yaitu TKA China.
"Awalnya, proses rekrutmen ada 2.000 orang buruh pada masa konstruksi, ada kira-kira 30% (asal) China," paparnya dalam sebuah Webinar tentang hilirisasi nikel pada Selasa (13/10/2020).
Lokasi Morowali yang masih sulit membuat pihaknya kesulitan merekrut pekerja, sehingga mau tidak mau mendatangkan dari China. Namun demikian, pihaknya juga berharap ada transfer pengetahuan dari pekerja China kepada pekerja lokal.
"Meng-hire (mempekerjakan) orang (lokal) sulit, jadi mau tidak mau datangkan dari China. Saya bilang, kalau rekrut pekerja lokal, jangan harap kompetitif, yang penting baik, jujur, dan mau belajar," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk bisa menggantikan pekerja China ini paling tidak dilakukan pada level menengah. Dia pun mengungkapkan publik jangan terlalu menganggap bahwa orang China itu hebat karena menurutnya banyak orang Indonesia juga hebat, namun memang harus pintar dan mau bekerja keras.
"Pekerja lokal juga harus ada semangat kerja keras dan target oriented, jangan juga kita ini minder, saya tidak melihat seperti itu," ungkapnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.