Batal diambil Antam, tambang emas Nusa Halmahera Mineral diborong pengusaha lokal?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lama tak terdengar kabar soal divestasi saham tambang emas PT Nusa Halmahera Mineral (NHM). Ternyata setelah batal diambil oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Tambang emas yang berlokasi di Gosowong, Maluku Utara itu sudah diborong PT Indotan Halmahera Bangkit (Indotan).
Alhasil, tambang emas NHM yang sebelumnya dikuasai oleh Newcreat Singapore Holding Ltd itu, saat ini 100% sahamnya menyandang status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Di mana, PT Indotan memborong saham NHM sebanyak 75% sejak Februari 2020 lalu. Sedangkan 25% sisanya masih dipegang oleh Antam.
External Communications PT NHM, Ramdani Sirait membenarkan bahwa saat ini NHM sudah 100% PMDN. "Sudah diumumkan Februari 2020, NHM sekarang sudah 100% PMDN," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/6).
Baca Juga: Smelter lokal tolak harga patokan, penambang minta ekspor bijih nikel dibuka Smelter lokal tolak harga patokan, penambang minta ekspor bijih nikel dibuka
Sayangnya Ramdani tidak menjelaskan detail siapa PT Indotan tersebut. Menurut penelusuran Kontan.co.id, PT Indotan membeli 75% saham milik Newcrest Ltd senilai Rp 1,3 triliun. Adapun PT Indotan adalah milik H Robert Niktiyudo Wachjo.
Seperti diketahui, Antam yang sudah menggenggam 25% saham di NHM awalnya berminat untuk menambah kepemilikan saham hingga menjadi mayoritas. Apalagi, NHM kala itu masih memiliki kewajiban divestasi hingga 51% kepemilikan nasional.
Mengacu pada amandemen Kontrak Karya (KK) NHM pada Juni 2018 lalu, tenggat waktu divestasi berlangsung paling lama dua tahun setelah amandemen KK berlangsung.
Namun pada Agustus 2019 lalu, Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Antam saat itu menyatakan bahwa pihaknya batal untuk meminang saham mayoritas NHM. Alasannya, cadangan emas NHM dinilai sudah terbatas sehingga tidak ekonomis secara perhitungan bisnis. Dengan cadangan emas yang tinggal sekitar 300.000 troy oz, jika tak dilakukan eksplorasi lebih lanjut maka ditaksir hanya bisa bertahan dalam 2-3 tahun ke depan.
Meski begitu, manfaat dari tambang emas Gosowong ini masih mengalir untuk emiten mineral plat merah itu. Senior Vice President Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan, dengan kepemilikan saham 25% dividen dari NHM pun mengucur untuk Antam.
"Kontribusi yang diterima Antam atas kinerja NHM adalah dalam bentuk dividen," jawab Kunto saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/6).
Sebagai informasi, PT NHM bermula ketika Newcrest dan Antam membentuk usaha bersama pada tahun 1994 untuk melakukan pencarian kandungan emas di Pulau Halmahera. Pada tahun yang sama, usaha tersebut menemukan hasil berupa kandungan emas di Gosowong.
Lalu pada tahun 1997, Newcrest dan Antam mendirikan NHM yang dilanjutkan dengan pembuatan Kontrak Karya antara Pemerintah Indonesia dengan PT NHM yang ditandatangani pada tanggal 28 April 1997. Sementara emas pertama dari Gosowong dihasilkan pada Juli 1999.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.