Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten pertambangan berencana meningkatkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2019 antara lain Indo Tambangraya Megah (ITMG), United Tractors (UNTR), Aneka Tambang (ANTM), PT Timah Tbk. (TINS), dan Medco Energi (MEDC).
Berdasarkan catatan Bisnis, Di sektor pertambangan batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mengalokasikan capex US$100 juta pada tahun ini, meningkat dari 2018 sekitar US$60 juta—US$70 juta.
Direktur Keuangan Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali menyampaikan, ada sisa capex 2018 sebesar US$30 juta yang di-carry over ke 2019. Sejumlah US$15 juta—US$20 juta digunakan untuk pembelian alat berat, sedangkan sisanya operasional dan infrastruktur.
Peningkatan capex juga mendukung kenaikan volume produksi batu bara perseroan menjadi 23 juta—23,5 juta ton pada 2019 dibandingkan 22,5 juta ton pada 2018.
Emiten alat berat, kontraktor, dan pertambangan PT United Tractors Tbk. (UNTR) menganggarkan belanja modal sebesar US$800 juta pada 2019, naik dari US$750 juta pada 2018.
Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro menyampaikan pada tahun depan perseroan masih menetapkan target konvensional untuk belanja modal mengingat harga batu bara yang cenderung kembali menurun. Baca juga: INDY Pacu Produksi Batu Bara Premium
“Sebagian besar capex untuk anak usaha kontraktor tambang PAMA [PT Pama Persada Nusantara],” tuturnya.
Dari sektor pertambangan logam, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mengalokasikan belanja modal senilai Rp3,4 triliun pada 2019, meningkat sedikit dari anggaran 2018 sebesar Rp3,3 triliun.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menyampaikan, dalam jangka panjang perseroan menyiapkan tiga proyek penghiliran dengan nilai investasi US$2,2 miliar. Hal ini bertujuan menunjang strategi bisnis Antam yang tidak lagi menjual bijih mineral pada awal 2022.
Perinciannya ialah proyek nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat senilai US$1 miliar, proyek Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace di Halmahera Timur dengan investasi US$350 juta, dan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, senilai US$850 juta.
PT Timah Tbk. (TINS) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1,69 triliun pada 2019, tumbuh 28% year on year (yoy) dari 2018 sebesar Rp1,32 triliun.
Sekretaris Perusahaan Timah Amin Haris Sugiarto menyampaikan, perusahaan akan menambah kapasitas alat produksi dan merampungkan proyek peleburan pada 2019. Selain itu, TINS sedang mengerjakan dua fasilitas pengolahan, yakni fuming dengan kapasitas 31.000 ton per tahun dan ausmelt berkapasitas 35.000 ton per tahun.
Sementara itu, emiten minyak dan gas (migas) PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) pada 2019 perusahaan mengalokasikan capex senilai US$270 juta. Jumlah ini turun dari anggaran capex 2018 sebesar US$340 juta.
“Capex lebih rendah karena dolar AS menguat terhadap rupiah dan juga belum ada proyek besar di EP seperti Blok A, sementara Senoro fase II baru akan mulai dan belum intensif 2019,” tutur Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro.
Perusahaan belum merencanakan kembali proyek besar migas untuk eksplorasi dan produksi (E&P). Adapun, pengerjaan lapangan Senoro fase II baru mulai pada kuartal I/2019, sehingga produksi gas dapat meningkat 450 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Hilmi menyampaikan, kendati demikian pada 2019 perusahaan mengalokasikan capex lebih besar untuk sektor kelistrikan senilai US$110 juta, dari 2018 sebesar US$50 juta. Hal ini dilakukan seiring dengan investasi dua proyek di Riau dan Ijen.
Melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia (MPI), perusahaan menggarap proyek PLTU Riau berkapasitas 250 MW. Di Ijen, Jawa Timur, MPI akan melakukan pengeboran untuk menghitung aset panas bumi (appraisal drilling) pada kuartal II/2019.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.