Berkursi Roda, Menteri ESDM era Orba Resmikan Institut Tambang
Jakarta - Holding industri pertambangan PT Inalum (Persero) membentuk lembaga riset dan inovasi bernama Institut Industri Tambang dan Mineral atau Mining and Minerals Industry Institute (MMII).
Lembaga tersebut diluncurkan siang ini dan dilakukan mantan Menteri Pertambangan dan Energi atau kini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soebroto.
Pada peluncuran ini, Soebroto mengenakan kursi roda. Usianya memang tak lagi muda, Soebroto sendiri lahir tahun 1923.
Dalam sambutannya, Soebroto mengatakan, adanya MMII diharapkan dapat memacu hilirisasi industri pertambangan. Sehingga, hasil tambang memberikan nilai tambah.
"Kita mengembangkan waktu sekarang apa, yang kita tambang rugi ekspor tidak diolah, hilirisasi mengolah tambang sehingga memiliki nilai tambah," katanya di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Dia melanjutkan, adanya lembaga ini juga diharapkan dapat mencapai tujuan negara, yakni menuju Indonesia yang sejahtera.
"Kita ingin menyerukan putra-putra bangsa menjadi bibit unggul pembangunan, bersatu bersama-sama untuk mencapai tujuan nasional. Adalah Indonesia Raya yang sejahtera," sambungnya.
Lebih lanjut, MMII sendiri merupakan lembaga yang berfungsi untuk mendukung INALUM dan pemangku kepentingan industri pertambangan untuk mengembangkan teknologi, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, menyusun rekomendasi kebijakan pengelolaan pertambangan, dan industri nasional yang berkelanjutan.
Senada, Direktur Utama Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lembaga ini diharapkan dapat memacu hilirisasi. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"MMII diharapkan dapat membantu mendorong dan mempercepat hilirisasi melalui sinergi dengan universitas dan lembaga riset baik di dalam maupun di luar negeri sehingga sektor tambang dan industri dapat memberikan nilai tambah dan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. MMII juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di dunia pertambangan sehingga dapat mengelola industri tambang dengan lebih baik dan ramah lingkungan," tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.