Bermodal Satu Smelter, RI Pede Kebut Proyek Mobil Listrik
Sekitar dua pekan lalu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beserta Menteri Koorditor bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik PT QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Airlangga menjelaskan, pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua. Dia meyakini, melalui proyek smelter berbasis teknologi hydrometalurgi tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik (electrified vehicle).
"Ini adalah industri new battery, new energy material, yang menghasilkan high purity nickel cobalts compounds for rechargeable batteries," ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers.
PT. QMB New Energy Materials adalah anak usaha patungan antara perusahaan China, Indonesia dan Jepang yang terdiri dari GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa.
Pabrik ini dikembangkan dengan lahan seluas 120 hektar dan diharapkan beroperasi dalam waktu 16 bulan atau sebelum semester I 2020.
Total investasi yang ditanamkan di pabrik ini mencapai US$ 700 juta dan ditargetkan menghasilkan devisa senilai US$ 800 juta per tahun. Penyerapan tenaga kerja langsung diperkirakan mencapai 2 ribu orang.
PT. QMB New Energy Materials memiliki kapasitas konstruksi nikel sebanyak 50 ribu ton dan kobalt 4 ribu ton, yang akan memproduksi di antaranya 50 ribu ton produk nikel hidroksida, 150 ribu ton baterai kristal nikel sulfat, 20 ribu ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30 ribu ton baterai kristal sulfat mangan.
Sementara itu, Menko Luhut mengungkapkan, proyek pembangunan pabrik nikel literit di Morowali ini merupakan industri pertama di Indonesia, bahkan akan menjadi salah satu produsen terbesar di dunia.
"Jadi, kita tidak mau lagi ekspor raw material, sehingga ada peningkatan nilai tambah. Ini menjadi suatu kemajuan yang luar biasa. Apalagi pabrik ini menggunakan teknologi canggih," kata Luhut.
Adapun Chairman GEM Co Ltd Prof. Xu Kaihua menjelaskan, proses produksi di pabrik ini akan melebur nikel laterit menjadi elemen penting untuk daya baterai.
Adanya bahan baku nikel kobalt, dengan penggunaan teknologi canggih dan ramah lingkungan serta proses produksi yang pintar, mampu menciptakan suatu proses produksi yang sempurna.
"Jadi, akan memberikan contoh bagi dunia sebuah industri yang mengubah nikel laterit menjadi suatu energi yang baru," jelasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.