IndonesianIndustry.com – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mencatat total biaya eksplorasi preliminary pada April 2016 sebesar Rp1,23 miliar. Angka ini meningkat 307 persen dari realisasi periode serupa tahun sebelumnya Rp302,3 juta.
Sekretaris Perusahaan Trenggono Sutioso menuturkan biaya tersebut untuk eksplorasi komoditas emas dan nikel.
“Aktivitas eksplorasi emas dilakukan di Pongkor (Jawa Barat) sementara kegiatan eksplorasi nikel di Pomalaa (Sumatera Tenggara),” ujar Trenggoro
Aktivitas eksplorasi emas pada April ini dilakukan di Pongkor, Jawa Barat. Di wilayah ini, kegiatan yang dilakukan terdiri dari pemboran inti bor, percontohan inti bor dan pemerian inti bor. Kegiatan tersebut dilakukan di propek Ciurug dan Gudang Handak.
Sedangkan nikel, eksplorasinya di daerah Pomalaa, Sulawesi Tenggara, yang terdiri dari percontohancore, percontohan permukaan, logging core, percontohan petrografi, pengukuran grid, serta pemboran single.
Pada kuartal I 2016, Antam menorehkan laba periode berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,29 miliar. Sementara itu, penjualannya mencapai Rp1,98 triliun dengan komoditas emas menjadi kontributor terbesar sebesar 76 persen dari total penjualan atau senilai Rp1,5 triliun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.