Bos Medco Gencar Bahas Kerja Sama Smelter dengan Freeport
Jakarta, CNBC- Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional. Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro mengatakan hingga saat ini masih gencar membahas rencana bisnis pembangunan smelter dengan Freeport di Nusa Tenggara Barat.
Medco, seperti diketahui, merupakan induk usaha PT Amman Mineral yang bergerak di pertambangan perak dan tembaga di NTB.
Hilmi menuturkan pembangunan smelter ini terus dilanjutkan, karena dari seluruh investasi jika dibangun di NTB dan lokasi tersebut dan bisa dioperasikan maka bisa menghemat hingga US$ 400 juta.
"Kami bangun di situ sama Freeport mungkin saja, tapi bisa juga sendiri, atau bisa berdua bersama Freeport oke juga. Ada dua modul jadinya, kalau berdua ya dibikin kalau tanpa mereka juga harus dilakukan," ujarnya saat wawancara di CNBC TV Indonesia, Senin (26/11/2018).
Ia mengatakan pembangunan smelter untuk tambang tembaga memang agak memberatkan untuk pelaku industri karena nilai tambahnya tidak seberapa. "Most added value itu ketika digali lalu sampai jadi konsentrat itu sudah 80%, nah pakai smelter merubah jadi 99% atau tembaga murni itu tambahannya hanya belasa persen," jelasnya.
Nilai tambah menjadi tinggi lagi begitu tembaga murni diolah lagi jadi bahan industri berikutnya, misal untuk kebutuhan mobil listrik. "Ini tinggi, jadi harusnya untuk hilirisasi jangan tanggung-tanggung. Ini sudah 100% copper diproduksi lalu dikirim lagi ke luar dan balik lagi ke dalam," jelasnya.
PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral memang tengah melakukan studi bersama terkait rencana pembangunan smelter di Maluk, Nusa Tenggara Barat. Kerja sama tersebut seperti tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang sudah diteken kedua perusahaan pada 30 Agustus 2017 lalu. Di dalam MoU tersebut dicantumkan masih ada tahapan-tahapan perjanjian berikutnya terkait kerja sama pembangunan smelter ini.
Smelter tersebut ditargetkan selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 2022. Begitu smelter selesai, Amman membuka peluang untuk perusahaan tambang lain mengolah dan memurnikan hasil tambang mereka di smelter tersebut. Termasuk Freeport.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.