BALI - Niat Gubernur Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman untuk membubarkan ICDX nampaknya urung dilakukan. Hal ini lantaran sudah terjadinya pertemuan antara ICDX dengan Gubernur Babel.
"Kita sudah bertemu dengan Pak Erzaldi di Kantor Staf Kepresidenan, disana sudah ada titik temunya," jelas Komisaris Indonesia Commodity & Diravaties Exchange (ICDX) Fenny Wijaya, kemarin (28/8).
Menurut Fenny, dalam pertemuan itu dirinya mempertanyakan apa salah ICDX sampai hendak dibubarkan. "Saya tanya apa salah saya? Salahnya ICDX apa?" ujarnya.
Jika selama ini tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi Babel, Fenny meluruskan. Kata dia, yang harus memberikan kontribusi itu ya para pelaku, seperti pelaku tambang. "Smelter-smelter itu harusnya yang memberikan kontribusi langsung," kata dia.
ICDX kata dia, selama ini sudah memberikan fasilitas bagi orang yang ingin bertransaksi. "Kita sudah berikan yang transparan, fair. Bagi anggota ke anggota semua. Kita ciptakan pasar yang terorganisir dengan baik," ucapnya.
Kepala Bappeti Bachrul Chairi menjelaskan, pola pikir tersebut selama ini salah karena nyatanya Babel dan Indonesia diuntungkan dengan adanya ICDX.
Bachrul mencontohkan, saat ini angka penyelundupan timah berkurang dari sebelum-belumnya. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari adanya peran ICDX selama ini. "Tapi memang saya tidak memungkiri jika penyelundupan itu masih ada tapi sudah berkurang," Tegas Bachrul saat Tin Conference & Exhibition 2017, di Nusa Dua Bali, kemarin (28/8).
a menegaskan, saat ini Malaysia misalkan, produksinya sudah turun sedangkan Thailand tidak lagi beroperasi. "Kalau dulu bagaimana? Saya tidak mau berspekulasi," tambahnya.
Tak kalah penting, kehadiran ICDX mampu memberikan keuntungan besar per tahunnya. Yakni 150 juta dolar pada tahun 2016. "80 persennya kan ke Babel. Itu belum pernah terjadi sebelum-belumnya," bebernya.
Namun, Bachrul menganggap jika ada mekanisme lain yang lebih baik dari ICDX maka dirinya mempersilahkan Babel untuk membuatnya. "Kalau kita berharap ICDX mengembangkan turunan pasar timah dalam kontrak berjangka. Sebab dengan itu, membuat pelaku usaha menjadi nyaman dan memperoleh kepastian," tutupnya.
Senada, Komisaris ICDX Said Aqil menjelaskan, selama ini banyak yang tidak mengetahui jika Indonesia adalah salah satu penghasil timah. "Nah kan aneh, banyak yang tidak tau kita penghasil timah. Dengan adanya ICDX ini banyak yang tau," ucap dia.
Dalam kesempatan itu juga, Ketua PBNU ini berharap bisa mengembalikan kejayaan timah. Salah satu alasannya adalah timah tidak bisa diperbaharui. "Kebutuhan timah saat ini sangat melekat untuk keperluan seluruh umat manusia. Untuk itu mari kita jaga agar sumberdaya alam yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada kita," ajaknya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.