Jakarta, CNN Indonesia -- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menargetkan anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Siendy K Wisandana mengungkapkan, target tersebut seiring dengan kebutuhan dana yang diperlukan oleh AMNT. Sayang, ia enggan menyebut kebutuhan dana AMNT.
"Kami memiliki penyertaan saham 51 persen di AMNT, tetapi mereka punya kebijakan sendiri untuk IPO," katanya. Lihat juga: Beleid Wajib IPO Bagi Korporasi Berutang Rp1 T Segera Dimulai Namun demikian, ia menyebut, AMNT sendiri telah melakukan persiapan untuk merealisasikan rencana IPO. Hanya saja, Siendy tidak mengikuti perkembangan terbaru terkait persiapan IPO dari AMNT.
"Proses persiapan due dilligence dari sisi hukum sudah dilakukan. Mereka yang tahu kapan waktu yang tepat untuk IPO. Mereka memerlukan banyak pendanaan," jelas Siendy.
Rencana Rights Issue
Sementara itu, perusahaan akan kembali mengkaji ulang terkait penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 1,3 miliar saham dengan waran. Lihat juga: Sepuluh Perusahaan Antri IPO di Semester II Namun, perusahaan akan kembali mengkaji jumlah waran yang akan dikeluarkan. Semula, perusahaan akan memberikan tiga waran untuk satu saham. Namun, perusahaan berencana mengubahnya menjadi satu waran dari tiap satu saham.
"Tadinya, kami mau satu saham dapat tiga waran, tapi ternyata Bursa Efek Indonesia (BEI) bilang satu saham dengan satu waran saja sudah lebih dari 39 persen," ungkap Siendy.
Dengan kata lain, jika perusahaan memaksakan untuk tetap memberikan tiga waran untuk satu saham, maka saham yang beredar terlampau banyak. Lihat juga: Perusahaan Asal Australia Bakal Melantai di BEI Sebelum menerbitkan rights issue, perusahaan akan terlebih dahulu melakukan pemecahan nilai nominal saham (stocksplit) dengan perbandingan 4:1.
"Target proceed tetap Rp1,9 triliun, kalau harga pelaksanaan berubah, kami belum tahu harus diskusikan lagi," pungkasnya. (
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.