JAKARTA. Selesai merampungkan pabrik pengolahan atau Smelter tahap I, PT Cita Mineral Investindo Tbk bersiap membangun tahap berikutnya. Smeltertersebut digarap anak usaha Cita Investindo, yakni PT Well Harvest Winning Alumina Refinery.
Yusak Lumba Pardede, Direktur Cita Mineral bilang, Smelter pengolahan hasil mineral tambang tahap pertama akan beroperasi komersial pada Juli 2016. "Untuk Smelter tahap pertama ini kini masih dalam tahap uji coba," terang Yusak kepada KONTAN, Rabu (25/5).
Jika pabrik beroperasi normal Juli nanti, kapasitas pabrik mencapai baru 1 juta ton alumina per tahun. Tak mau menunggu pabrik Smelter tahap pertama beroperasi, manajemen anak usaha Harita Group akan mempersiapkan proyek tahap kedua. Adapun untuk pembangunan proyek tahap kedua, Yusak bilang baru akan dipersiapkan mulai akhir tahun 2016.
Adapun kapasitas produksi yang dipersiapkan untuk Smelter alumina tahap kedua adalah 1 juta ton. Jadi nantinya, kapasitas produksi Smelter dari dua proyek mereka mencapai 2 juta ton per tahun.
Terkait pembangunan Smelter tahap II, Yusak bilang telah menyediakan anggaran US$ 1,1 miliar, hampir sama dengan dana pembangunan proyekSmelter tahap pertama. Asal tahu saja, pembangunan Smelter dilakukan karena adanya larangan ekspor mineral mentah yang tertuang dalam Peraturan pemerintah (PP) No 1/2014 tentang kegiatan usaha pertambangan Mineral dan batu bara.
"Makanya kegiatan kami sempat terhenti tahun lalu karena larangan ekspor mentah," kata Yusak.
Karena tak bisa ekspor tahun lalu, maka emiten berkode saham CITA tak bisa mencatat penjualan pada kuartal I-2015. Adapun pada kuartal I-2016, penjualan CITA tercatat Rp 27,3 miliar dengan kerugian Rp 24 miliar.
Selain ekspor alumina yang dihasilkan di Smelter-nya, Cita Mineral juga memasok ke PT Inalum (Persero). Untuk pasar ekspor, negara tujuan yang dibidik adalah China, yang merupakan konsumen terbesar alumina.
Sebagai informasi, PT Cita Mineral Investindo Tbk (Harita Group) menguasai 30% saham PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. http://industri.kontan.co.id/news/cita-siap-lanjutkan-proyek-smelter-tahap-ii
Pemilik saham lainnya adalah Winning Investment (Hong Kong) Company Ltd dengan kepemilikan 9% dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co Ltd dengan kepemilikan 5%.
Adapun proses pembangunan Smelter dimulai sejak Juli 2013 lalu yang disertai dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 80 megawatt.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.