CNI Jadi Pelanggan Prioritas PLN di Indonesia Timur
REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR – PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, Barat (Sulselrabar) menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) dengan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), salah satu perusahaan tambang skala nasional yang tengah membangun pabrik pemurnian (smelter) Nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).
SPJBTL tersebut ditandangani oleh General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar, Bambang Yusuf, dengan Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwata, Rabu (4/7/2018) di Kantor PLN Wilayah Sulselrabar, Makassar.
Bambang Yusuf mengatakan, PT CNI merupakan pelanggan premium platinum PLN terbesar di Indonesia bagian Timur dengan total daya sebesar 350 juta VA yang disuplai dari tegangan tinggi sebesar 150 ribu volt.
Realisasi daya ini akan berlangsung dalam tiga tahapan. Untuk tahap awal yang direalisasikan sebesar 118 juta VA yang akan dimulai pada Januari 2020. Tahap kedua pada Juni 2020 sebesar 100 juta VA, tahap ketiga pada Juni 2021 sebesar 150 juta VA.
Menurut Bambang, pelanggan premium platinum seperti PT CNI akan menjadi prioritas yang mendapat jaminan kontinuitas pasokan listrik tanpa padam dan akan mendapat kompensasi apabila mengalami pemadaman di luar rencana.
“Ini langkah PT Ceria menciptakan Indonesia raya. PLN Sulselrabar berkomitmen penuh untuk mendukung industri skala nasional yang dibangun oleh PT Ceria demi menunjang pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional,” terang Bambang.
Direktur PT CNI Derian Sakmiwata mengungkapkan, untuk mendukung kegiatan industri smelter Nikel PT CNI yang pembangunannya bertahap, yaitu tahap pertama pembangunan 2 line, tahap kedua 2 line dan tahap ketiga pembangunannya 4 line, maka sangat dibutuhkan pasokan daya listrik yang cukup besar dan memadai.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, kata Derian, CNI harus mengambil langkah untuk mendirikan pembangkit listrik (power plan) sendiri kendatipun membutuhkan investasi yang sangat besar.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan PT PLN yang siap mensuplai listrik dengan daya besar untuk mendukung industri yang sedang kami bangun,” kata dia.
Selain dukungan PT PLN, Derian juga berharap pembangunan smelter yang sedang dilakukan oleh PT SNI eria mendapat dukungan penuh dari semua pihak, utamanya pemerintah, baik di daerah maupun di tingkat pusat.
PT CNI yang baru beroperasi di akhir 2017 dengan wilayah IUP seluas 6.785 hektare sudah menyerap tenaga kerja sekitar 900 orang yang 70 persennya merupakan tenaga kerja lokal setempat.
“Kami berkeyakinan, industri smelter kami akan cepat beroperasi sesuai jadwal yang direncanakan jika didukung ketersediaan pasokan listrik yang memadai,” ujar Derian.
Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah (DPMD) Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara, Masmuddin menyampaikan apresiasinya kepada PLN Sulselrabar atas kerja kerasnya menyediakan pasokan listrik bagi PT CNI.
“Kami sangat bangga karena PLN mampu menyakinkan kita bahwa PLN mampu menyediakan listrik untuk menopang aktivitas PT Ceria sebagai pioner industri smelter di Kolaka. Ini bukti nyata PLN sangat komitmen mendukung pertumbuhan ekonomi, baik di daerah maupun nasional,” ujar Masmuddin.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.