Cari Pendanaan untuk Smelter, Freeport Buka Segala Opsi
Bisnis.com, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terbuka terhadap segala opsi terkait pembiayaan maupun kemitraan dalam membangun smelter tembaga baru yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2023.
Presiden dan Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Inc. Richard C. Adkerson mengatakan Freeport telah berkomitmen pada dengan pemerintah Indonesia untuk membangun smelter selama lima tahun pada Desember 2018. Dengan penjadwalan tersebut, smelter yang investasinya sekitar US$3 miliar tersebut harus sudah beroperasi pada akhir 2023.
Saat ini, Freeport Indonesia tengah melakukan persiapan lahan. sedang dilakukan. Selain itu, penyelesaian desain teknis dan rekayasa awal (front-end engineering design/FEED) masih berlangsung.
Adapun smelter yang bakal memiliki kapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun tersebut diperkirakan memasuki masa konstruksi pada 2020. Sebelum itu, pihak Freeport terus berdiskusi dengan beberapa pihak terkait masalah pembiayaan. Baca juga: Ubah Tahapan Penambangan, Produksi Tembaga dan Emas Freeport Indonesia Tertahan
Adkerson mengatakan opsi paling mungkin untuk dipertimbangkan adalah pembiayaan dengan utang melalui Freeport Indonesia. Namun, pihaknya tetap terbuka dengan alternatif lain.
"Kami berharap dapat mendanai pembayaran smelter dan melakukan beberapa diskusi dengan kelompok bank untuk dapat mendanai proyek ini," katanya dalam Conference Call kuartal II/2019 yang berlangsung Rabu (24/7/2019) malam.
Executive Vice President and Chief Financial Officer Freeport-McMoRan Kathleen Quirk mengatakan area pembangunan smelter tersebut berada di Gresik atau dekat dengan pabrik peleburan eksisting milik Freeport. Pengeluaran dana pembangunan smelter kemungkinan akan mulai meningkat pada 2020 dan melonjak pada 2021-2022.
Dia berharap Freeport dapat segera mendapat kepastian pembiayaan untuk proyek tersebut. “Kami melakukan diskusi yang baik dengan pemberi pinjaman terkait pendanaan smelter. Kami memperkirakan tidak ada pengeluaran yang signifikan pada 2019," katanya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.