JAKARTA. Perusahaan perdagangan dan pertambangan, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) menandatangani perjanjian jual beli feronikel. Perjanjian jual beli produk smelter tersebut terjadi pada 23 Juni 2017.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (4/7) PT COR Industri Indonesia (CORII) bertindak sebagai pihak penjual. Dimana CORII adalah anak perusahaan yang 60% sahamnya dimiliki oleh DKFT.
Sementara itu, Macrolink Resources Development and Investment Co. Ltd bertindak sebagai pembeli. Perusahaan ini tergabung dalam grup usaha Macrolink Group yang berasal dari China.
"Macrolink Grup melalui salah satu anak perusahaannya yang lain, PT Macrolink Nickel Developnment, memiliki 40% saham PT CORII," terang Feni Silviani Budiman Direktur DKFT dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (4/7).
Dalam kontrak tersebut, jenis produk yang dijual yakni feronikel dengan kuantitas 7.000 Mt (+/- 10%). Nantinya, pelabuhan muat di Morowali Utara, Sulawesi Tenggara dengan negara tujuan China.
Pendantanganan perjanjian jual beli feronikel ini merupakan ekspor perdana dari produk smelter DKFT yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
"Penandatanganan perjanjian jual beli ferro nikel telah sesuai dengan target waktu dalam proyeksi keuangan perseroan," katanya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.