DMO Batu Bara Diproyeksikan Capai 91 Persen dari Target Tahun Ini
Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan realisasi pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) hingga akhir tahun hanya akan mencapai 91 persen dari target tahun ini.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan bahwa hingga akhir tahun realisasi DMO diproyeksikan hanya mencapai 141 juta ton dari target semula yang dipatok sebesar 155 juta ton.
Melesetnya capaian DMO dari target disebabkan oleh turunnya pemakaian batubara untuk pembangkit listrik sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Karena pandemi banyak industri tidak jalan sebagaimana adanya, maka permintaan listrik memang turun. Akibatnya pemakaian batubara untuk memenuhi kebutuhan listrik juga turun," ujar Sujatmiko dalam "Diskusi Media: Bisakah Industri Batu Bara Bertahan Hadapi Covid?", Selasa (30/6/2020). Baca Juga : Bos Perusahaan Batu Bara dan Modal Ventura Resmi Jadi Komisaris Bursa Efek Indonesia
Hingga Mei 2020, realisasi DMO baru mencapai 43,75 juta ton atau baru sekitar 28 persen dari target tahun ini.
Sujatmiko menuturkan bahwa kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri yang paling besar adalah untuk pembangkit listrik PLN, yakni mencapai 70 persen dari total kebutuhan batubara dalam negeri. Sisanya, dibutuhkan untuk industri pengolahan dan pemurnian sekitar 11 persen, semen 10 persen, kertas 4 persen, tekstil 4 persen, dan pupuk 1 persen.
Meski kebutuhan untuk listrik menurun, menurut Sujatmiko, kebutuhan batubara untuk industri pengolahan mineral (smelter) yang mulai onstream mengalami peningkatan. Sehingga diharapkan kenaikan kebutuhan tersebut dapat meningkatkan kebutuhan batubara dalam negeri tahun ini.
"Artinya meski ada pengurangan demand di listrik, ada ceruk baru yang bisa serap batubara dalam negeri. Contohnya, kawasan industri smelter Weda Bay di Halmahera Tengah yang bangun smelter nikel dengan seluruh industri penunjangnya. Ini lumayan kebutuhan batubaranya," katanya.
Sementara itu, produksi batu bara hingga akhir tahun diperkirakan dapat mencapai target produksi yang dipatok sebesar 550 juta ton. Hingga Mei 2020, realisasi produksi batubara mencapai 228 juta ton atau telah mencapai 42 persen dari target tahun ini.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.