REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang (Antam) hingga September 2020 mencatatkan penurunan produksi mencapai 77 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan sebagai dampak Covid-19.
Corporate Secretary Antam, Kunto Hendrapawoko menjelaskan produksi bijih nikel anjlok 77 persen dibanding realisasi produksi tahun lalu 5,4 juta wmt menjadi 1,2 juta wmt. Produksi feronikel hingga September 2020 mencapai 19.113 TNi, naik tipis dibanding realisasi produksi tahun lalu dengan periode yang sama yakni sebesar 19.052 TNi
Penjualannya mencapai 19.507 TNi atau turun dari posisi pada sembilan tahun lalu 19.703 TNi. “Antam senantiasa menjalankan protokol kesehatan ketat sejalan dengan upaya Antam menjaga kesinambungan produksi,” kata Kunto, Senin (9/11).
Baca Juga Tes Covid-19 DKI Sumbang 50 Persen Nasional Underpass Senen Extension Diresmikan Akhir Desember Emas Makin Berkilau Setelah Biden Menang Pilpres Lihat juga:
Polri Terjunkan Tim Pemburu Pelanggar Protokol Kesehatan
Satgas gabungan melakukan razia masker di Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, Sumatera Selatan.
Untuk produksi emas hingga September 2020 mengalami penurunan 13,8 persen menjadi 1.280 kg dibandingkan realisasi produksi pada September tahun lalu, yakni 1.485 kg atau turun 13,8 persen. Tingkat penjualan hingga sembilan bulan tahun ini, tercatat 14.882 kg atau anjlok 44 persen dari realisasi tahun lalu sebesar 26.712 kg.
Dari sisi keuangan pendapatan (penjualan) Antam hingga September mencapai Rp 18 triliun. Nilai ini turun dari realisasi penjualan tahun lalu dengan periode yang sama yakni Rp 24,5 triliun.
Beban pokok penjualan tercatat Rp 15,2 triliun, turun dibanding tahun lalu Rp 21,1 triliun. Realisasi laba kotor Rp 2,9 triliun, turun dibanding periode yanh sama di tahun lalu sebesar Rp 3,3 triliun.
Hingga sembilan bulan tahun ini realisasi beban usaha dapat diturunkan menjadi Rp 1,4 triliun dari posisi sebelumnya Rp 2,1 triliun. Sehingga, laba bersih Antam tercatat Rp 835,7 miliar, naik dibanding realisasi hingga September tahun lalu Rp 641,5 miliar.
Untuk feronikel produksi sepenuhnya diserap oleh pasar ekspor dengan basis pasar berada di wilayah Asia Timur dan Asia Selatan. “Kondisi pandemi Covud-19 yang berdampak pada akses perdagangan internasional turut pula mempengaruhi tingkat penjualan ekspor Antam pada periode sembilan bulan,” kata Kunto.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.