Jakarta, EnergiToday-- PT Freeport Indonesia dinilai tak serius membangun smelter (pabrik pemurnian tambang) di Gresik. Empat tahun sejak perusahaan asal Amerika Serikat itu meneken nota kesepahaman dengan PT Petrokimia Gresik, rencana pembangunan smelter ini tak menunjukkan perkembangan.
“Kami memperkirakan manajemen Freeport tidak serius dan tidak siap membangun smelter baru di Gresik. Seandainya serius, seharusnya progresnya jelas. Tapi nyatanya ini ngambang semua,” tutur Anggota Komisi VII DPR Tony Wardoyo dalam pertemuan dengan Freeport dan Petrokimia Gresik di di Wisma Kebomas, Gresik.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot juga meragukan Freeport bakal membangun smelter baru di Gresik berdasarkan temuan lapangan kemarin.Sementara manajemen PT Petrokimia Gresik mendesak Freeport segera membangun smelter sebagaimana telah disepakati. Petrokimia dalam hal ini memang berkepentingan karena asam sulfat yang dihasilkan smelter akan digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK.
Direktur Public Affair Freeport Clementino Lamury meyakinkan perusahaannya tetap berkomitmen mendukung program pemerintah. Menurut dia, Gresik dipilih karena ada nilai tambahnya, yaitu berdekatan dengan pabrik PT Petrokimia Gresik, Sabtu (22/10). (mt/ok/sc/vc)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.