Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Bikin Kecewa Peserta FGD
WARTABANGKA.COM, JAKARTA- Ketua Asosiasi Penambang dan Pengolah Mineral Indonesia (Atomindo), Darmansyah mengaku kecewa saat acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kementerian Perindustrian dan Perdagangan di Gedung Bidakara, Jakarta, Kamis pagi (29/8). Pasalnya Direktur Pembinaan dan Pegusahaan Mineral dari Dirjen Minerba, Yunus Saefulhak yang diharapkan dapat memberikan penjelasan dan berdiskusi mengenai sejumlah permasalahan yang ada di sektor hulu industri Timah Babel telat hadir dan kemudian meninggalkan lokasi FGD dengan alasan sudah terjadwal berangkat ke Jogjakarta Kamis siang.
"Ini sangat mengecewakan, karena seharusnya dalam forum seperti FGD ini pihak Minerba memberikan perhatian lebih kepada para anggota asosiasi kita yang saat ini terdampak oleh Kepmen ESDM No 1827 tahun 2019 dan Kepmen ESDM Nomor 1806 tentang penerapan CPI dalam validasi RKAB. Padahal masalah sejatinya FGD ini menjadi media untuk kita duduk bersama dan membahas solusi terbaik atas masalah yang ada. Kok dia (Yunus Saefulhak) malah kabur, alasannya mau terbang ke Jogja. Ini yang sangat mengecewakan,” jelas Darmansyah, Kamis siang.
Darmansyah juga menambahkan, bahwa memasuki Oktober 2019 ini nanti terhitung tepat 1 tahun industri smelter swasta mati suri, bahkan kawasan industri Ketapang yang terletak di Pangkalpinang pun saat ini sama sekali tak ada kegiatan. Ia menjelaskan bahwa ancaman gulung tikarnya investasi timah swasta sekaligus pengangguran yang terjadi harus mendapat atensi lebih untuk dicarikan solusi bersama Dirjen Minerba.
"Kita tunggu niat baik dari Dirjen Minerba untuk mengurai masalah ini, jika kita tidak ada respon dan kepedulian untuk melepas kan sumbatan investasi ini, maka Atomindo akan segera mengambil langkah langkah yang lain termasuk mengerahkan massa. Apa harus seperti itu baru pemerintah memperhatikan? Kalau memang iya, ya kita akan turunkan,” tegas Darmansyah.
FGD yang digelar oleh Kementerian Perindustrian tersebut mengangkat tema “Harmoniasi Regulasi menuju Hilirisasi Timah.” Dihadiri oleh Atomindo bersama para pengusaha timah swasta selaku member, Dirjen Daglu Kementerian Perdagangan, Dirjen Perindustrian, Perwakilan Gubernur Babel, termasuk Yunus Saefulhak yang mewakili Dirjen Minerba yang hadir terlambat dan keluar saat diskusi sedang berlangsung.(*/RLS)
Sumber Berita: http://wartabangka.com/berita--.html #ixzz5y3UyQd4w Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.