Dorong produksi, Trinitan Metals bangun smelter dengan teknologi terbaru
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trinitan Metals and Mineral akan fokus menggunakan dana hasil initial public offering (IPO) untuk pilot project produksi nikel dengan menggunakan teknologi mutakhir.
Dalam public expose yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (2/9) Presiden Direktur Trinitan Metals and Minerals Richard Tandiono menyampaikan, saat ini perusahaan tengah fokus pada pengembangan pilot project guna memproduksi dan mendapatkan bahan baku tambang nikel dari domestik.
Guna mencapai tujuan ini, perusahaan akan membangun smelter yang dilengkapi dengan teknologi pengolahan bahan tambang yang dinamakan hydrometologi.
Richard mengklaim dengan menggunakan teknolgi yang dikembangkan perusahaan bekerjasama dengan beberapa pihak ini dapat mengekstraksi timbal langsung dari tambang konsentrat ke logam murni hingga 99,9%. Artinya perusahaan dapat memaksimalkan hasil produksi pengolahan bahan tambang yang biasanya hanya dapat diekstraksi hingga 97% menggunakan metode tirateknologi.
Teknologi baru yang saat ini dikembangkan perusahaan juga menjadi strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri komoditas. Pasalnya selain mengefisiensikan kinerja produksi perusahaan, teknologi ini juga memiliki kelebihan lain yaitu ramah lingkungan karena menggunakan pengolahan limbah dengan wase water treatment yang diklaim menghasilkan hampir 0% limbah produksi.
Baca Juga: Tiga calon emiten akan IPO, sektor mana yang paling menarik?
Penggunaan teknologi ramah lingkungan yang dipilih perusahaan merupakan langkah antisipatif yang diambil perusahaan seiringan dengan kebijakan yang ada saat ini. “Kita lihat pemerintah gak akan longgar, makanya kita pilih 1 langkah ke depan untuk menggunakan teknologi ini. Tapi masalahnya, apakah teknologi yang selangkah lebih maju ini kepakai atau tidak akna tergantung konsistensi pemerintah dalam menerapkan kebijakan.” Tutur Richard.
Meskipun segera gelar IPO untuk melakukan pilot program yang sedang direncanakan, tidak serta merta langsung berdampak pada pertumbuhan pendapatan perusahaan. Hasil investasi yang digunakan menurut Richard baru dapat dirasakan pada tahun 2021. Penambahan investasi juga akan dilakukan Trinitan pada tahun 2022 untuk memproduksi hasil tambang yang lebih besar, karena dana yang didapatkan dari IPO hanya cukup untuk pendanaan pilot project sebagai persiapan motor produksi nikel. Untuk saat ini sendiri Trinitan Metals and Mineral baru memproduksi timah, antimoni serta silver yang didapatkan dari tambang yang berasal dari Canada dan Amerika.
Ke depan dengan rencana ekspansi yang akan dilakukan dengan dana yang diperoleh dari IPO perusahaan akan membangun smelter dan mendapatkan bahan dasar produksi dari domestik.
https://investasi.kontan.co.id/news/dorong-produksi-trinitan-metals-bangun-smelter-dengan-teknologi-terbarugan teknologi yang sama yang akan digunakan untuk produksi nikel, alokasi pendanaan untuk produksi timah menjadi 1100 ton per bulan dari yang sebelumnya hanya berkisar di angka investasi 550 ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.