Dukung Industri Smelter di Sulawesi, PLN Siapkan Investasi Rp137 Triliun
Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) menyiapkan investasi sekitar Rp137 triliun untuk mengembangkan pembangkit, jaringan transmisi, gardu induk, dan jaringan distribusi di Sulawesi untuk menopang pembangunan industri smelter di wilayah tersebut.
Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda mengatakan terdapat potensi penjualan listrik ke industri smelter di Sulawesi sebesar 4.000 MW. Hingga saat ini, kebutuhan listrik eksisting di Sulawesi adalah sebesar 1.750 MW.
Menurutnya, dengan kemungkinan adanya potensi peningkatan penjualan listrik ke industri smelter, kebutuhan listrik di Sulawesi akan meningkat hingga 200%. Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN perlu membangun pembangkit baru, jaringan transmisi, gardu induk, dan distribusi.
Adapun, perhitungan investasi senilai Rp137 triliun tersebut berkaca pada perbandingan biaya program megaproyek 35.000 MW.
“Sekarang ada dua sistem besar di Sulawesi yakni Sistem Sulutgo [Sulawesi –Gorontalo] dan Sulbangselra [Sulawesi Bagian Selatan dan Tenggara],” katanya kepada Bisnis, Senin (21/10/2019).
Menurutnya, sistem Sulbangselra memiliki daya mampu pasok (DMP) sebesar 1.705,8 MW dengan beban puncak 1.310,8 MW atau sekitar 76,8% dari DMP. Artinya, sistem tersebut memiliki cadangan sebesar 395 MW atau 30,2% yang menandakan sistem kelistrikan masih terhitung aman.
Sementara itu, sistem Sulutgo memiliki DMP sebesar 477,7 MW dengan beban puncak 401,2 MW atau 84% dari total DMP. Adapun, cadangan sistem adalah sebesar 76,5 MW atau 19% dari DMP, sehingga masih berada dalam kategori aman.
“Berikutnya yang akan dihubungkan adalah tol listrik Sistem Sulbagsel dengan Sistem Sulutgo, sekarang sedang persiapan dan rencana akan selesai tahun 2023,” katanya.
Hingga saat ini, PLN baru menuntaskan pembangunan transmisi sepanjang 3.767 kilometer sirkuit (kms) yang menghubungkan Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Bagian Selatan.
Pembangunan tol listrik tahap I tersebut menelan investasi senilai Rp1,2 triliun dan dilakukan sejak 2017. Rampungnya Tol listrik tahap I tersebut telah menghubungkan 5.687 tower transmisi dan 47 gardu induk berkapasitas total 2.648 MVA yang berada di empat provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, tol listrik tahap II yang menghubungkan sistem Sulawesi bagian selatan-tenggara dengan Sulawesi—Gorontalo baru akan dikerjakan pada tahun depan dengan kemungkinan biaya investasi tidak jauh berbeda dengan tahap I.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.