Bisnis.com, JAKARTA — Emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. menargetkan pendapatan sebesar Rp700 miliar pada 2019.
Christoper Liawan, Direktur Keuangan Trinitan Metals and Minerals mengungkapkan bahwa target itu ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan target pendapatan pada tahun lalu senilai Rp580 miliar. Hingga semester I/2019, dari total target pendapatan tersebut, perseroan baru mengantongi Rp150 miliar. Baca juga: Baru Listing, Saham Trinitan Metals and Minerals (PURE) Melonjak 50 Persen
“Jadi target kami meningkatkan produksi, karena kalau harga di luar kontrol kami, buat kami adalah produksi yang lebih besar dengan harapan harga lebih kembali stabil,” ujarnya di Gedung BEI, Kamis (9/10/2019).
Trinitan Metals and Minerals merupakan perusahaan pengolah logam dan bahan mineral (smelter) yang berfokus pada penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dengan produk akhir berupa timbal (Pb) dan Antimoni (Sb). Baca juga: Lion Air Masuk Pipeline IPO Bursa Efek Indonesia
Produk yang diproduksi perseroan tersebut dipasarkan sebanyak 56% di dalam negeri dan 44% lainnya diekspor ke beberapa negara di antaranya adalah China, Malaysia, Thailand, Korea, Jepang.
“Kami akan terus memperluas pasar,” ungkapnya.
Ke depannya, guna memenuhi permintaan pasar, perseroan berencana untuk melakukan pengembangan kapasitas produksi satu pabrik milik perseroan yang saat ini memiliki kapasitas produksi 39.700 metrik ton per tahunnya.
Christoper mengatakan bahwa perseroan akan meningkatkan kapasitas produksinya 17.000 metrik ton yang akan dimulai pada awal 2020 dan ditargetkan dapat beroperasi pada awal 2021.
Peningkatan kapasitas tersebut juga diikuti dengan pilot project produk-produk baru yang dikembangkan perseroan seperti ekstraksi perak, nikel, timah putih, dan Bismuth.
Pada kuartal I/2019, perseroan telah mengantongi pendapatan senilai Rp139,82 miliar, meningkat 49,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp93,74 miliar.
Dalam 3 tahun sebelumnya, PURE tercatat membukukan penjualan Rp434,09 miliar pada 2016, Rp512,02 miliar pada 2017, dan Rp583,78 miliar pada 2018.
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan, perusahaan yang komisaris dan direksinya terafiliasi dengan PT Nipress Tbk. itu mencetak kenaikan laba.
Pada 2016, laba tahun berjalan PURE tercatat Rp12,97 miliar, naik menjadi Rp20,23 miliar pada 2017, dan Rp27,27 miliar pada 2018. Sementara itu, laba bersih tahun berjalan pada 3 bulan pertama 2018 tercatat Rp7,17 miliar, naik 118,09% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,28 miliar.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.