ESDM: Ekspor Freeport Turun Hampir Separuh di 2019
Jakarta, CNBC Indonesia- Selesai divestasi pada akhir tahun lalu, produksi dan ekspor dari tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) akan turun drastis pada tahun ini.
Hal ini diungkap oleh Direktur Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saefulhak, dalam paparan kinerja di kantornya. "Produksi tembaga Freeport Indonesia lebih rendah dari 2,1 juta ton di tahun lalu, karena ada peralihan operasional ke tambang bawah tanah dari tambang terbuka," ujar Yunus, Senin (9/1/2019).
Rincinya, di 2018 produksi tembaga mencapai 2,1 juta ton dan akan turun 42% di 2019 jadi 1,2 juta ton. Sementara untuk ekspor tembaga diperkirakan mencapai 200 ribu ton pada 2019, turun dibanding 2018 yang bisa mencapai 1,2 juta ton.
"Sisa 1 juta ton produksi tahun ini akan disalurkan ke PT Smelting Gresik untuk dimurnikan," jelas Yunus. Freeport memproduksi 270 ribu ton bijih tembaga per hari pada 2018
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot juga mengatakan laba Freeport akan anjlok tahun ini, "Turun di 2019, revenue PTFI maupun dividen. Ini karena pindah dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah," ujar Bambang, dalam paparan kementerian, Jumat lalu (4/1/2019).
Ia mengatakan penurunan ini hanya bersifat sementara karena begitu tambang bawah tanah bisa beroperasi normal yakni pada 2020, perlahan dividien dan revenue kembali terdorong naik. "2020 revenue akan naik juga dividen karena sudah pindah ke underground pit."
Terkait ini, sebenarnya PT Inalum (Persero) sudah memaparkannya dan menghitungnya secara matang-matang. Berdasarkan proyeksi PTFI, laba bersih perusahaan malah akan anjlok cukup dalam pada periode 2019-2022. Tahun ini, laba bersih PTFI diestimasi anjlok nyaris 100% ke US$170 juta, atau Rp2,38 triliun saja. (gus)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.