Jakarta, petroenergy.id – Sejalan dengan pemberian rekomendasi izin ekspor kepada dua perusahaan, PT Ifeshdeco dan PT Sambas Minerals Mining, kuota volume ekspor bijih nikel bertambah. Total volume ekspor nikel kedua perusahaan mencapai 3,962 juta ton.
Menurut Bambang Susigit, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ifeshdeco mendapat rekomendasi diberikan pada 30 Oktober dengan kuota 0.992 juta ton. Sementara Sambas Minerals Mining diberikan rekomendasi sejak 31 Oktober dengan kuota 2.970 juta ton.
Berbicara di Jakarta, kemarin, Bambang mengatakan dengan tambahan kuota volume ekspor tersebut, total kuota ekspor bijih nikel mencapai 20,387 juta ton dengan realisasi hingga saat ini 2,724 juta ton.
Sama halnya seperti bauksit, izin ekspor yang diberikan setelah kembali dibukanya keran ekspor pada 12 Januari 2017 setelah ditutup sejak 2014 sangat ketat dan ada sanksi mengikat. Hanya perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang membangun atau memiliki smelter yang diperbolehkan mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi ekspor dengan evaluasi yang dilakukan setiap enam bulan terhitung mulai mendapatkan rekomendasi ekspor.
Jika dalam enam bulan progress smelter belum mencapai 90% dari rencana kerja maka izin ekspor akan dicabut. Sejak keran ekspor bijih nikel dibuka12 Januari 2017, setelah ditutup di 2014, sedikitnya 12 perusahaan telah mendapatkan rekomendasi ekspor dari pemerintah dengan jangka waktu satu tahun. -san
Berikut 12 perusahaan yang mendapat izin ekspor bijih nikel: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk : 2,716 juta ton. PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara : 1,065 juta ton. PT Ceria Nugraha Indotama : 2,3 juta ton. PT Trimegah Bangun Persada : 1,559 juta ton. PT Gane Permai Sentosa : 519 ribu ton. PT Mulia Paaific Resources : 700 ribu ton. PT Itamatra Nusantara : 118 ribu ton. PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (Ekspansi) : 4,024 juta ton. PT Aneka Tambang (Ekspansi) : 1,219 juta ton. PT Wanatiara Persada : 2,2 juta ton. PT Ifeshdeco : 992 ribu ton. PT Sambas Mineral Mining : 2,97 juta ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.