Ekspor Sulsel Terus Meningkat Sejak Juli, Nikel Masih Jadi Andalan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan Sulawesi Selatan pada Oktober 2019 tercatat mencapai USD 133,51 juta.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 8,56 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan September 2019 yang mencapai USD 122,98 juta.
Peningkatan ekspor Sulsel pada Oktober juga menjadikan tren peningkatan nilai ekspor Sulsel, dimana pada Juli 2019 tercatat mencapai USD 97,10 juta, lalu pada September 2019 meninhkat mencapai USD 122,98 juta.
Dikutip dari website Badan Pusat Staitistik (BPS) Sulsel, capaian ekspor pada Oktober 2019 tercatat mengalami peningkatan sebesar 31,53 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai USD 101,50 Juta.
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah menjelaskan, nikel tetap menjadi komoditas dengan nilai ekspor terbesar dari Sulsel pada Oktober 2019 dengan nilai sebesar USD 96,03 juta atau 71,92 persen dari total nilai ekspor.
Disusul kelompok komoditas biji bijian berminyak dan tanaman obat sebesar USD 8,99 juta, garam, belerang dan kapur USD 7,33 juta, lak getah dan damar USD 4,22 juta, serta besi dan baja sebesar USD 4,20 juta.
"Bila dibandingkan dengan September 2019 maka komoditas nikel meningkat 16,82 persen, biji bijian berminyak dan tanaman obat turun 15,40 persen, garam, belerang dan kapur naik 115,62 persen, lak getah dan damar turun 43,72 persen, serta besi dan baja turun sebesar 56,61 persen," kata Yos.
Untuk negara tujuan ekspor, Jepang menjdi yang terbesar yakni USD 98,16 juta, disusul Tiongkok dengan nilai USD 22,62 juta, Filipina USD 2,97 juta, Australia USD 2,07 juta, dan Korea Selatan dengan nilai USD 1,26 Juta.
Selain ekspor meningkat, nilai Impor barang pada bulan Oktober 2019 juga meningkat 11,30 persen dari September, tercatat mencapai USD 111,05 juta.
Capaian Oktober tercatat mengalami peningkatan sebesar 26,07 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD 88,09 juta.
Lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan Oktober 2019 yaitu bahan bakar mineral, mesin-mesin/pesawat mekanik, gandum ganduman, ampas/sisa industri makanan, dan gula, dan kembang gula.
"Sebagian besar impor pada bulan Oktober didatangkan dari Singapura, Korea Selatan, Argentina, Thailand, dan Tiongkok dengan proporsi masing-masing 25,40 persen, 12,95 persen, 9,81 persen, 7,89 persen dan 7,16 persen," pungkas Yos.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Ekspor Sulsel Terus Meningkat Sejak Juli, Nikel Masih Jadi Andalan, https://makassar.tribunnews.com/2019/12/08/ekspor-sulsel-terus-meningkat-sejak-juli-nikel-masih-jadi-andalan. Penulis: Fahrizal Syam Editor: Imam Wahyudi
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.