Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada Mei 2018 US$ 16,12 miliar. Ekspor tambang mengalami kenaikan paling tinggi secara year on year (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor non migas menyumbang 90,86% pada share ekspor sepanjang Januari-Mei 2018. Ekspor tambang mengalami kenaikan tertinggi. Pada Januari-Mei 2018 ekspor tambang tercatat US$ 12,25 miliar, naik 32,27% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 9,26 miliar.
Kemudian disusul kenaikan dari sektor industri pengolahan. Pada Januari-Mei 2018, ekspor industri pengolahan tercatat US$ 54,45 miliar, naik 6,18% dari periode yang sama tahun lalu di US$ 51,29 miliar.
Ekspor migas juga naik 6,07% di periode Januari-Mei 2018 di US$ 6,85 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 6,33 miliar.
Sementara ekspor pertanian turun di tahun ini. Ekspor pertanian sepanjang Januari-Mei 2018 tercatat US$ 1,38 miliar, atau turun 4,34% dibanding tahun lalu US$ 1,44 miliar. (zlf/ara)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.