KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan timah di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia alias Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) terlihat meningkat. ekspor timah olahan pada Januari-September naik 16,32% year on year ke 55.296,5 metrik ton.
Perdagangan timah olahan untuk ekspor naik dari periode sama tahun lalu yang tercatat 47.534,43 metrik ton. Menurut data ICDX, ekspor bulan September mencapai 6.875,74 metrik ton, naik 1,21% ketimbang bulan sebelumnya.
Lamon Rutten, Direktur Utama ICDX mengatakan bahwa kenaikan tahunan yang signifikan ini berasal dari besarnya nilai transaksi smelter timah yang menggunakan jalur bursa derivatif ini. "Transaksi smelter melalui ICDX telah menekan terjadinya ekspor timah ilegal baik ke luar negeri maupun di dalam negeri," jelas Lamon, Kamis (5/10).
Ia melanjutkan, kenaikan ini juga imbas dari gerakan pemerintah yang mulai mengikis ekspor timah ilegal dengan memaksa perusahaan tambang untuk membangun smelter. Dus transaksi melalui bursa ini meningkat.
Sebagai informasi, ICDX merupakan satu-satunya bursa pertukaran di Indonesia yang diizinkan untuk melakukan perdagangan timah fisik sebelum diekspor.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.