Empat Investor Korsel dan China Lirik Investasi di Kaltara
JAKARTA - Empat investor dari Korea Selatan (Korsel) dan China tertarik berinvestasi di Kalimantan Utara (Kaltara). Mereka tertarik investasi di sektor pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), smelter, dan pelabuhan.
Empat investor dari Korea dan China langsung mengikuti rapat koordinasi di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. Hadir pula Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong dan Gubernur Kaltara Irianto Lambrie.
"Tadi rapat dengan lembaga dan kementerian serta menetapkan transmisi listriknya, perencanaan pelabuhannya, perencanaan konektivitas jalanan. Hadir investor dari Korea dan China yang tertarik untuk ikut investasi smelter dan tenaga hidro," ujar dia usai rapat koirdinasi di Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Menurutnya, kehadiran empat investor dari China dan Korea ikut langsung saat tahap perencanaan. Karena mereka para investor ingin mengetahui keseriusan pemerintah dalam menjadikan Kaltara sebagai kawasan energi hidro.
"Posisi Kaltara ini kan sangat strategis. Lokasinya di Selat Makasar, sehingga banyak kapal yang membawa biji besi dan batu bara dari Australia. Sehingga, secara teori dapat dibelokkan ke Kaltara," katanya.
Hanya saja, lanjut Lembong, ada beberapa kendala di antaranya, banyak proyek yang tumpang tindih dan ada konflik antar proyek serta juga perlu sinergi dengan sekelilingnya. Sehingga, harus diselaraskan pemerintah pusat.
Lembong menambahkan, untuk mewujudkan program di atas, maka Kaltara tidak bisa sendiri. Tetapi harus menggandeng dengan daerah lain di anataranya, Kaltim serta dengan Sabah, Malaysia. Karena itu lebih masuk akal lagi sinergi dengan tetangga baik secara domestik maupun internasional.
"Apalagi, kami dapat info Sabah juga kekurangan listrik. Jadi kalau kita bisa bangun listrik tenaga hidro di Kaltara maka kita bisa ekspor listrik ke Sabah," terang dia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.