a a a a a
News Update Energi terbarukan ditargetkan sumbang 23% kebutuhan energi nasional pada 2025
News

Energi terbarukan ditargetkan sumbang 23% kebutuhan energi nasional pada 2025

Energi terbarukan ditargetkan sumbang 23% kebutuhan energi nasional pada 2025
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) tengah menghitung proyeksi kebutuhan listrik dalam 10 tahun ke depan. Hal itu dilakukan sebagai bagian dalam penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru untuk periode 2020-2029.

Vice President Public Relations PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholders di lintas sektor untuk memetakan proyeksi kebutuhan (demand) dan pasokan (demand) listrik yang diperlukan.


Pemetaan supply dan demand tersebut juga melibatkan potensi konsumsi listrik dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), smelter, destinasi wisata prioritas, konsumsi dari penggunaan kendaraan bermotor listrik serta sektor potensial lainnya.

"Saat ini masih proses pembahasan dan belum selesai. Masih koordinasi permintaan kebutuhan tenaga listrik untuk semua sektor, (memetakan proyeksi) supply dan demand," kata Arsyadany saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/8).

Sayangnya, Arsyadany masih belum dapat memberikan gambaran terkait dengan dampak anjloknya konsumsi listrik akibat covid-19, serta efeknya terhadap penyesuaian proyek-proyek ketenagalistrikan di dalam RUPTL.

"Secepatnya akan kami informasikan terkait update-nya, sedang proses," sebutnya.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan bahwa pihaknya memang belum memberikan tenggat waktu bagi PLN untuk mengajukan RUPTL 2020-2029. Saat ini, kata Jisman, pihaknya masih menunggu usulan dari PLN.

Baca Juga: Dwi Guna Laksana (DWGL) jual 1,2 juta ton batubara di semester I-2020

"Masih ada RUTPL 2019-2028 yang berlaku. Apabila PLN melihat perlu revisi, pemerintah menunggu dari PLN," ungkapnya.

Yang jelas, Jisman menegaskan bahwa target bauran listrik dari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 harus menjadi prioritas yang harus bisa difasilitasi dalam RUPTL tersebut.

"Targetkan 23% di 2025, ini yang perlu dipenuhi oleh PLN," sambung Jisman.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang juga mengamini poin yang sama. Arthur menekankan bahwa PLN perlu mempertimbangkan keberimbangan pertumbuhan kelistrikan dengan kebutuhan pembangkit dari EBT dan yang berbasis pada energi fosil.

Sehingga, RUPTL yang baru mesti merujuk dan selaras dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) Kementerian ESDM. "Pelaku usaha percaya PLN akan lebih arif mencermati situasi pekembangan terkini permintaan tambahan listrik. Jadi seyogyanya akan ada rebalancing, antara EBT dengan sumber energi berbasis fosil, interkoneksi antar sistem," kata Arthur kepada Kontan.co.id, Kamis (20/8).

Porsi EBT terhadap bauran energi kelistrikan nasional memang masih jauh dari target 23%. Hingga Mei 2020, total kapasitas pembangkit EBT mencapai 10.426 Megawatt (MW) atau 14,70% dari keseluruhan kapasitas terpasang pembangkit nasional.

Sebelumnya, Direktur Jenderal EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Sutijastoto mengakui bahwa masih memerlukan upaya ekstra untuk mencapai target bauran EBT. Pasalnya, masih ada selisih (gap) sekitar 4.000 MW antara RUPTL dan target bauran 23% EBT pada tahun 2025.

"Sehingga ini gap-nya signifikan, dan ini lah perlu ada upaya percepatan. Ini lah tantangan kita, harus mempunyai extra ordinary effort untuk mencapai ke sana," jelas Sutijastoto.

Adapun, RUPTL disusun untuk menentukan rencana kelistrikan dalam 10 tahun ke depan. Artinya, RUPTL yang baru nantinya akan berlaku pada periode 2020-2029, mengubah RUPTL PLN 2019-2028. RUPTL yang berlaku saat ini disahkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 39K/20/MEM/2019 pada 20 Februari 2019.

Latest News

PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke DepanPLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke Depan
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Smelter Feronikel Baru Antam ANTM di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLNSmelter Feronikel Baru Antam (ANTM) di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLN
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT