Faisal Basri: Sektor Pertambangan Sumber Terbesar Jebolnya Pajak, Banyak Maling
Ekonom senior INDEF, Faisal Basri, menyinggung sektor yang bikin penerimaan pajak negara anjlok. Menurut ekonom jebolan Universitas Indonesia itu, sektor pertambangan punya kontribusi besar dalam jebolnya penerimaan pajak.
"Jadi pemerintah ini banyak jebolnya, sumber terbesar menurut saya jebolnya pajak kita dari pertambangan," ujar Faisal dalam webinar Tantangan Regulasi Tembakau, Senin (25/1).
Faisal membeberkan, kontribusi sektor pertambangan terhadap pajak pada tahun 2020 hanya sebesar 4,3 persen. Padahal persentase dalam PDB semestinya sebesar 6,6 persen.
Penerimaan pajak ini, ia bandingkan lebih rendah daripada kontribusi sektor transportasi yang mencapai 4,7 persen. Menurutnya, jika pungutan pajak dari sektor tambang ini dibereskan, akan ada potensi penerimaan negara hingga Rp 50 triliun.
Faisal juga menyinggung soal banyaknya maling-maling pajak di pertambangan ini yang merugikan negara. Dalam kesempatan itu, ia juga menyebut soal proyek-proyek smelter yang dibina Menko Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Ini dia nih, maling-maling pajak jebolnya pajak dari smelter nikel yang dibina Pak Luhut itu," pungkas Faisal.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.