a a a a a
News Update Freeport Habis US$212 juta untuk Smelter yang Belum Terlihat
News

Freeport Habis US$212 juta untuk Smelter yang Belum Terlihat

Freeport Habis US$212 juta untuk Smelter yang Belum Terlihat
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Freeport Indonesia mengaku telah menggelontorkan dana US$212,9 juta hingga November 2016 untuk membangun fasilitas pemurnian bahan galian tambang (smelter) di lahan milik PT Petrokimia Gresik. Realisasi ini baru mencapai 9,6 persen dari total komitmen investasi smelter perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut sebesar US$2,2 miliar.

Direktur Freeport Indonesia Clementino Lamury mengatakan, angka ini sudah diverifikasi oleh lembaga audit Ernst and Young (E&Y). Ia merinci, sebagian besar dana tersebut, atau US$115 juta digunakan sebagai dana jaminan.

Sementara itu, sisa penggunaan dana lainnya adalah untuk menyelesaikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebesar US$50 juta, penyerahan deposito jaminan sebesar US$20 juta, dan kontrak Front End Engineering Design (FEED) sebesar US$10,5 juta. Di samping itu, Freeport juga mengaku telah menyelesaikan pembayaran sewa lahan sebesar US$1,5 juta.

Meski sudah keluar uang banyak, namun Freeport mengakui belum ada pembangunan fisik yang terjadi di lahan tersebut. Sampai saat ini, lanjut Clementino, kesiapan lahan menjadi momok utama dalam melanjutkan proyek itu.

"Jadi memang realisasi lapangan belum terlihat, karena memang di dua lahan yang sedang kami siapkan belum merupakan tanah yang ready. Jadi perlu ada persiapan lahan, perlu direklamasi dan tanahnya walaupun direklamasi perlu ada soil improvement atau perbaikan penguatan lahan," ujar Clementino di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (7/12).

Perpanjangan Kontrak

Ia melanjutkan, kesiapan lahan setidaknya membutuhkan dana US$4,03 juta mengingat 80 persen lokasi yang digunakan berasal dari proses reklamasi. Melihat proses yang masih panjang, Freeport meminta tambahan perpanjangan Kontrak Karya (KK) sejak tahun 2021 mendatang agar realisasinya bisa lebih cepat.

"Kami mengharapkan adanya perpanjangan operasi, maka realisasi akan lebih cepat berbarengan dengan pengerjaan lainnya," terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto mengakui jika persiapan lahan smelter Freeport masih minim.

Menurutnya, permasalahan utama lahan terletak di pelaksanaan reklamasi, di mana terdapat beberapa aspek teknis yang perlu dijalankan oleh Freeport maupun perusahaannya.

"Kendati demikian, kami sudah memiliki izin reklamasinya. Berkenaan izin pemanfaatan ruang dan lain-lain itu masih dalam proses. Apakah kami serius, insya allah Petrokimia Gresik sangat serius mengenai masalah ini," jelasnya di lokasi yang sama.

Oleh karenanya, perusahaannya belum bisa menagih uang sewa lahan meskipun kontrak sewa lahan telah ditandatangani sejak 2015 silam. Pasalnya, uang sewa baru bisa ditagih jika kesiapan lahan telah mencapai 100 persen, sesuai klausul kontrak penyewaan lahan.

Adapun, sewa lahan smelter Freeport akan berlaku dalam jangka 20 tahun dengan nilai kontrak US$150 juta.

"Jadi memang perjanjian sewa yang sudah kami tandatangani dengan Freeport mensyaratkan persiapan lahan harus selesai dulu. Dan itu ada persiapan teknis bagaimana lahan disiapkan. Ketika sudah sepakat, baru dilakukan pembayaran sewa," terangnya.

Sebagai informasi, pembangunan smelter adalah satu dari enam poin renegosiasi kontrak yang perlu dipenuhi perusahaan sebelum 2021 mendatang.

Selain smelter, poin renegosiasi yang perlu disepakati Freeport adalah penciutan lahan operasional dari 212,95 ribu hektare menjadi 90,36 ribu hektare dan pengenaan royalti bagi tembaga, emas dan perak yang nilainya ditingkatkan menjadi 4 persen, 3,75 persen dan 3,25 persen.

Selain itu, ada pula poin renegosiasi lain seperti kewajiban divestasi sebesar 20 persen, pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) lebih tinggi, serta peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di dalam kegiatan operasionalnya. (gen)

Latest News

PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke DepanPLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke Depan
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Smelter Feronikel Baru Antam ANTM di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLNSmelter Feronikel Baru Antam (ANTM) di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLN
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT