PT Freeport Indonesia berencana membangun smelter di Gresik, Jawa Timur berkerja sama dengan PT Amman Mineral. Seluruh tambang emas maupun tembaga memang diwajibkan untuk membangun smelter.
Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lokasi dibangunnya smelter masih menjadi perdebatan antara Papua, Nusa Tenggara dan Gresik. Namun Budi mengakui, Gresik merupakan wilayah yang paling berpotensi, sebab wilayah tersebut merupakan salah satu kawasan industri.
"Smelter copper hasilkan dua limbah utama asam sulfat dan slag. Kalau (bangun smelter) di Gresik ada dua keuntungan karena ada industri yang mau tampung dua limbah itu," ungkap Budi di Financial Club, Graha CIMB, Jakarta, Senin (4/6).
Budi menjelaskan, smelter tembaga akan menghasilkan dua limbah utama yaitu asam sulfat dan slag. Asam sulfat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk. Sedangkan di Gresik terdapat PT Petrokimia Gresik yang dapat mengolah limbah tersebut menjadi pupuk.
Sementara limbah slag dapat diolah menjadi semen. Di Gresik pun saat ini telah terdapat pabrik PT Semen Gresik. Dengan demikian, jika smelter dibangun di Gresik kedua limbah tersebut bisa diolah langsung oleh industri yang ada di sana.
“Kalau di Papua, slag mau dibuang ke mana? Asam sulfat pengangkutannya enggak mudah. Di Gresik ada industri yang bisa menampung hasil limbahnya,” ujar Budi. Sedangkan keuntungan lainnya, Gresik masuk dalam wilayah Jawa Timur yang pasokan listriknya saat ini mengalami surplus sebanyak 1.688 megawatt (MW).
Surplus ini mengacu dari daya mampu harian Jawa Timur sebesar 8.875 MW dengan beban puncak harian Jatim sebesar 5.202 MW, dan 1.972 MW disalurkan ke daerah Jawa Tengah dan Bali.
Oleh karenanya, smelter yang membutuhkan power tinggi untuk mengolah tembaga tersebut tidak perlu khawatir akan tenaga penggeraknya.
"Copper smelter butuh power banyak, kalau di Gresik aman. Kalau di Nusa Tenggara punya gas, kalau di Papua banyak opsi sih ada gas dan hidro," tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.