REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif PT. Freeport Indonesia, Tony Wenas berharap proses negosiasi divestasi saham bisa segera selesai. Tony menjelaskan, Freeport berharap negosiasi ini bisa selesai pada semester II ini.
"Paruh kedua inilah, lebih cepat lebih bagus. Secepatnya, saya juga tidak bisa pastikan kapan akan selesai. Tapi secepatnya lah," ujar Tony di Menara Batavia, Rabu (8/8).
Juru Bicara Freeport, Riza Pratama menjelaskan, salah satu poin yang saat ini sedang dibahas juga dalam proses negosiasi adalah pembangunan smelter. Riza menjelaskan, rencana pembangunan smelter Freeport menunggu keputusan pemerintah.
"Kalau semuanya sepakat, langsung akan kita bangun," kata Riza.
Riza menjelaskan rencananya akan ada dua smelter yang akan dibangun oleh Freeport. Smelter pertama yang selama ini sudah direncanakan oleh Freeport, di Gresik. Smelter ini, kata Riza bisa menampung 40 persen dari produk Tambang Grasberg.
Untuk smelter kedua, kata Riza, akan menampung 60 persen dari produksi tambang Grasberg. Hanya saja, kata Riza, pembangunan dimana smlter kedua ini masih menjadi pembahasan antara Freeport dan Pemerintah Indonesia. "Amman mineral sumbawa, itu satu opsi yang masih kita pelajari juga. Tapi ada beberapa opsi memang," ujar Riza.
Riza menjelaskan, untuk bisa membangun smelter ini, Freeport perlu merogoh kocek sebesar 2,5 miliar dolar AS. Proyek pembangunan ini kata Riza akan selesai selama lima sampai enam tahun ke depan.
PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), Freeport McMoran Inc, dan Rio Tinto telah melakukan penandatanganan pokok-pokok perjanjian terkait penjualan saham Freeport dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia ke Inalum. Kepemilikan Inalum di PTFI setelah penjualan saham dan hak tersebut menjadi sebesar 51 persen dari semula 9,36 persen.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.