Freeport Klaim Penarikan Dana US$ 20 Juta untuk Pengembangan Smelter
Jakarta - PT Freeport Indonesia mengungkapkan penarikan dana US$ 20 juta untuk pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) tembaga di Gresik, Jawa Timur. Penarikan dana tersebut sudah diajukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 12 April kemarin.
Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan uang sebesar US$ 20 juta itu ditempatkan di escrow account dan bisa dicairkan. Namun dia tidak membantah penarikan dana itu untuk membayar jasa konsultan. "Dana tersebut untuk pengembangan smelter di Gresik," kata Riza di Jakarta, Senin (9/5).
Riza menuturkan penempatan dan pencairan uang US$ 20 juta itu tertuang dalam perjanjian antara Freeport dengan Kementerian ESDM. Perjanjian itu diteken pada Juli 2015 silam.
Dia mengaku tidak tahu secara detail persyaratan yang disertakan dalam permohonan itu. Dia pun belum bisa memastikan apakah dilampirkan seluruh bukti transaksi alias kwitansi kegiatan pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. Namun dia menegaskan penarikan dana masih menunggu persetujuan dari Kementerian ESDM.
"Kami belum mendapat tanggapan balik dari pemerintah," ujarnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.