Tembagapura: PT Freeport Indonesia (PTFI) masih mampu menghasilkan sekitar 200 ribu bijih mineral ton per hari, kendati tambang Grasberg rencananya bakal berakhir pada akhir tahun ini.
PTFI telah beroperasi sekitar dua dekade lebih. Tambang yang telah diambil alih oleh Indonesia ini mempunyai predikat sebagai salah satu tambang mineral terbesar di dunia.
Freeport Indonesia pun telah menyiapkan tambang bawah tanah pengganti Grasberg, yang diprediksi masih memiliki cadangan mineral hingga 2050.
Tambang Grasberg atau grasberg mine merupakan tambang tembaga dan emas terbesar nomor tiga di dunia. Letaknya berada di ketinggian 4.285 mdpl, di Pegunungan Jayawijaya, distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Namun, setelah beroperasi selama dua dekade lebih, sejak dibuka pada 1990 silam, kini tambang Grasberg bakal ditutup permanen pada akhir tahun ini.
Menurut Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, pihaknya kina tengah menjalani masa transisi untuk beralih ke tambang bawah tanah lainnya. Dimulai dari peralihan divisi tambang terbuka atau open pit menuju tambang bawah tanah atau underground mine.
"Lubang sedalam satu kilometer lebih dan diamater sekitar empat km sudah tidak efisien lagi untuk dilakukan penggalian, sehingga berbahaya bagi ekosistem dan keselamatan kerja," kata dia, di Tembagapura, akhir pekan lalu.
Selain itu, dalam masa peralihan, pihaknya tengah melakukan pekerjaan penstabilan lereng lereng tebing. Serta pembuatan aliran air untuk mencegah erosi, tebing di tambang Grasberg ini.
Namun demikian, meski akan ditutup permanen, pada 2024 Freeport masih memiliki sejumlah tambang bawah tanah seperti Grasberg block cave, big gossan, kucing liar, hingga deep mill level zone atau dmlz.
Menurut Manager Engenering Tambang Bawah Tanah Freeport Briyat Setiyoko, sejauh ini dua tambang bawah tanah yang dimiliki perseroan mampu menghasilkan 80 ribu ton per hari. Pihaknya pun tetap optimistis produksi tambang bawah tanah setidaknya setara dengan tambang terbuka Grasbeg yang mencapai lebih dari 180 ribu ton.
"Diprediksi meski tambang utamanya bakal ditutup, penambangan di Tembagapura dengan mengandalkan tambang bawa tanah sepenuhnya, masih mampu berproduksi hingga 2050 dengan investasi mencapai USD15 miliar," ujar Briyat. (Isfan Harun, Robby Pratama/Metro TV)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.