Freeport Sesumbar Akan Menemukan Kesepakatan dengan Pemerintah
Jakarta, EnergiToday -- Executive Vice President Director PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, sangat percaya diri dalam waktu dekat akan menemukan kesepahaman dengan Pemerintah Indonesia soal status kontrak.
"Saya yakin bisa tercapai kesepakatan dalam waktu tidak lama. Atmosfir dan pemahaman masing-masing tidak jauh," kata Tony, di Jakarta, Kamis (15/6).
Akan tetapi bila Freeport tidak mendapat apa yang mereka minta, maka ancaman soal gugatan ke arbitrase akan tetap ditempuh. Namun sejauh ini berjalan baik, sehingga Freeport tak akan membawa masalah ke arbitrase.
"Para pihak tidak akan duduk bersama kalau tidak ada kesepahaman. Kelihatannya berjalan ke arah sana," ujar Tony.
Kick off meeting perundingan antara Freeport Indonesia dan pemerintah telah dimulai pada 4 Mei 2017 lalu. Freeport dan pemerintah sepakat berunding selama 8 bulan sejak 10 Februari 2017 sampai 10 Oktober 2017.
Dalam waktu 8 bulan yang telah disepakati, pemerintah dan Freeport akan terus bernegosiasi mencari solusi permanen. (nv/dt)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.