Ganti teknologi smelter, Timah (TINS) akan terbitkan surat utang Rp 1,3 triliun
KONTAN.CO.ID - PANGKALPINANG. PT Timah Tbk (TINS) segera menerbitkan surat utang sebesar Rp 1,3 triliun. Penerbitan tersebut akan terbagi dalam dua skema yakni obligasi senilai Rp 900 miliar dan sisanya Rp 400 miliar berupa sukuk.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan berkode saham TINS ini untuk belanja modal sebesar 50% dan sisanya pelunasan utang jangka pendek.
Selama ini, smelter di Mentok memiliki enam tanur dan akan diganti menjadi smelter ausmelt.
Dengan pergantian ini, TINS akan mampu memproses bijih timah kadar rendah. Selama ini perusahaan pelat merah ini hanya optimal untuk memproses bijih timah dengan kadar Sn minimal 70%.
Untuk smelter ausmelt, perusahaan optimistis dapat memproduksi sekitar 40.000 sn ton-42.000 sn ton per tahun. Rencana pergantian teknologi tersebut dilakukan pada semester II-2019.
Saat ini, TINS sedang melakukan tender untuk pembangunan konstruksi smelter tersebut. “Sudah ada tiga perusahaan yang berminat. Mereka adalah PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk dan PT Hutama Karya,” jelas Alwin.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.