Gelombang 500 TKA China Lolos Masuk RI, Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tetap memberikan izin masuknya 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China. Gelombang kedatangan 500 TKA China ke Konawe, Sulawesi Tenggara akhir Juni 2020 sempat mendapat penolakan warga beberapa hari terakhir.
Menteri Ketanagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan alasan pemerintah menyetujui masuknya TKA China ke Konawe, Sulawesi Tenggara di tengah pandemi covid-19.
"Alasan pemerintah menyetujui TKA China tersebut karena keahliannya dibutuhkan oleh perusahaan yang ada di Konawe, dan juga kita minta ada tenaga kerja lokal yang akan mendampingi mereka, agar terjadi transfer of knowledge, dan pada akhirnya tenaga kerja lokal kita sudah bisa memahami teknologinya maka operasi selanjutnya akan diserahkan kepada tenaga kerja lokal kita," kata Ida dalam pernyataannya dikutip CNBC Indonesia, Kamis (25/6).
PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel dilaporkan oleh Kemenaker mendatangkan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Konawe, Sulawesi Tenggara
Sebelumnya, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi mengatakan 500 TKA asal China tersebut kemungkinan akan datang pada akhir Juni atau awal Juli 2020.
"Rencana kehadiran 500 TKA China sekitar akhir Juni atau awal Juli adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari China," kata Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi awal Juni lalu.
Teknologi RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace), bisa membangun smelter secara ekonomis, cepat dan memiliki standar lingkungan yang baik.
TKA China itu merupakan bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter. Setelah smleter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing.
Sebelumnya, seperti dikutip dari detikcom, massa tolak kedatangan 500 TKA China berdemo di gerbang perbatasan Ranomeeto tepatnya perbatasan dari Konawe Selatan dan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kemarin. Massa sempat mencegat 3 WNA asal China saat demo Rabu kemarin (24/6).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.