Genjot Kinerja Mineral Tambang , Bauxite Club Akan Dibentuk
Jakarta (NUSWANTARA News) – Para pelaku usaha Indonesia mendorong adanya konsistensi keberpihakan kebijakan untuk pengembangan hilirisasi mineral tambang dan pengembangan industri logam.
Wakil ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan berhasilnya hilirisasi mineral tambang ditandai dengan terserapnya produk smelter dalam negeri oleh industri hilir berbasis mineral logam, contohnya industri logam dasar. ”Tanpa adanya industri manufaktur berbasis mineral logam, maka hilirisasi mineral tambang tetap tidak akan memberikan nilai tambah yang tinggi,” kata dia.
Rencana dilaksanakannya forum dialog antar negara-negara kaya mineral khususnya komoditas bauksit melalui Bauxite Club, dinilai akan semakin membuka peluang usaha dan kerja sama di bidang infrastruktur pertambangan antarnegara anggota.
Ketua Kelompok Kerja Pembiayaan, Infrastruktur dan Logistik Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Sony B Harsono mengungkapkan, dengan adanya Bauxite Club, maka peluang kerja sama dan pertukaran teknologi antarnegara-negara anggota akan semakin terbuka. Pembentukan Bauxite Club merupakan inisiatif dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan agar meningkatkan kerja sama pertambangan negara- negara di kawasan Asia Afrika.
Chairman Asia Africa Business Alliance Didie Soewondho menambahkan, forum tersebut akan memiliki peran strategis dalam tatanan global dan turut menyumbangkan kemajuan serta keadilan dunia.
”Sudah saatnya negara-negara kaya mineral Asia-Afrika bergabung, meningkatkan nilai tambah dalam negeri seperti yang telah dilaksanakan pemerintahan Presiden Jokowi-JK sekarang ini,” ujarnya.
Sementara itu untuk komoditas bauksit, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rekomendasi ekspor sebesar 14,9 juta ton. Namun, realisasi sampai dengan 30 November 2017 baru sebesar 696 ribu ton. (Ri)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.