JAKARTA--Jadwal peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) miliki PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, terancam mundur akibat lahan yang masih belum siap 100%. Adapun smelter tersebut membutuhkan lahan seluas 80 hektare (ha) yang disewa dari PT Petrokimia Gresik.
Juru bicara PTFI Riza Pratama mengatakan pihaknya masih menunggu selesainya persiapan lahan. Padahal,groundbreaking proyek senilai US$2,3 miliar tersebut ditargetkan bisa dilakukan pada Juli mendatang.
"Kami masih menunggu lahan sedang dipersiapkan," katanya, Senin (30/5/2016). Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menyatakan progres pembangunan smelter PTFI tersebut memang belum signifikan.
Bahkan, dia mengaku belum mendapat laporan terbaru terkait proyek tersebut. Bambang pun sangsigroundbreaking bisa dilakukan pada Juli mendatang. "Klaim mereka seperti itu , tapi kami melihatnya sampai saat ini progresnya belum signifikan," ujarnya.
Seperti diketahui, berdasarkan evaluasi dari Kementerian ESDM, hingga Februari 2016 progres pembangunansmelter tembaga katoda berkapasitas dua juta ton konsentrat tersebut baru mencapai 14%.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.