HISTORIA BISNIS: Dulu, Freeport Indonesia Ngotot Bangun Smelter. Kenapa?
Bisnis.com, JAKARTA - Proses pemurnian tembaga oleh Freeport Indonesia bukan cerita baru. 26 tahun lalu, justru Freeport yang ngotot membangun smelter untuk pemurnian di Gresik, Jawa Timur.
Bisnis Indonesia edisi 21 September 1993 menurunkan laporan 'Freeport Tidak Berniat Menarik Aplikasi Proyek Peleburan Tembaga". Ngototnya Freeport membangun smelter di Gresik bahkan dinyatakan oleh Direktur Utamanya kala itu dengan menggunakan kas perusahaan.
"Aplikasi yang sudah diajukan ke BKPM [Badan Koordinasi Penanaman Modal] tidak akan kami tarik. Bahkan, kabar terakhir yang kami terima berkas [proposal pembangunan smelter] tersebut sudah disampaikan ke Sekretariat Negara," kata Presiden Direktur Freeport Indonesia Hudiatmo Hoed, kepada Bisnis.
Pernyataan Hudiatmo ini seiring berhembusnya kabar pembangunan smelter jadi tidak menentu akibat mundurnya mitra pembangunan, Metallgesellschaft AG (MG).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.