Harga Emas Antam Rekor, Laba Antam Semester I Malah Drop 80%
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih sepanjang semester I-2020 hanya mencapai Rp 84,82 miliar, berkurang hingga 80,18% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 428 miliar.
Berdasarkan data laporan keuangan semester I-2020, penurunan laba bersih itu seiring dengan jumlah penjualan Antam yang melorot pada periode 6 bulan pertama tahun ini.
Penjualan Antam mencapai Rp 9,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,43 triliun, atau ambles 36%. Beban penjualan juga berkurang menjadi Rp 7,92 triliun dari sebelumnya Rp 12,28 triliun.
Perseroan mencatatkan beban Keuangan cukup tinggi mencapai Rp 382 miliar dari sebelumnya Rp 72,92 miliar, juga ditambah dengan kerugian entitas asosiasi Rp 30,46 miliar dan beban lain-lain Rp 318,70 miliar. Baca: Berkilau! Harga Emas Antam Rekor Termahal Rp 1.028.000/gram
Kinerja Antam ini berbanding terbalik dengan performa harga emas Antam atau logam mulia Antam yang terus mencetak rekor. Harga emas Antam pada perdagangan Senin ini (3/8/2020) memang stagnan alias tidak berubah, dibandingkan Sabtu pekan lalu. Meski tidak berubah, harga emas Antam berada di rekor termahal sepanjang sejarah.
Berdasarkan data dari situs logammulia.com, emas Antam batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang. Harga tersebut merupakan yang termahal sepanjang sejarah. Sementara itu, untuk harga emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram.
Rekor termahal harga emas Antam tersebut mengikut harga emas dunia yang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat (31/7/2020). Pergerakan harga emas Antam memang cenderung mengikuti harga emas dunia, selain juga faktor lain seperti nilai tukar rupiah, serta supply-demand.
Rekor tertinggi harga emas dunia sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan di awal pekan lalu, nyaris satu dekade lamanya. Di hari Senin (27/7/2020) Harga emas dunia melesat menyentuh US$ 1.945,16/troy ons, rekor tertinggi baru saat itu, tetapi umurnya kurang dari 24 jam.
Sebelumnya, Holding BUMN Pertambangan, Mining Industrial Indonesia (MIND ID) memproyeksikan cadangan emas Antam terus menurun. Menanggapi hal ini Senior Vice President Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan sampai saat ini Antam masih berupaya menjaga kesinambungan terkait dengan jumlah cadangan dan sumber daya mineral yang dimiliki.
"Dengan mengedepankan operasi sesuai dengan prinsip-prinsip penambangan yang baik serta upaya-upaya eksplorasi guna memastikan kestabilan operasi jangka panjang," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat, (10/07/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan produksi emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung hingga saat ini masih di kisaran 2 ton emas per tahun.
Guna memperkuat cadangan dan sumber daya mineral, hingga Mei 2020, perusahaan melakukan kegiatan eksplorasi komoditas emas, nikel, dan bauksit, dengan total pengeluaran eksplorasi (unaudited) mencapai Rp 45 miliar.
Sementara itu untuk komoditas emas, Antam masih terus melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) perusahaan seperti di Pongkor dan Cibaliung. Serta tinjauan di beberapa daerah prospek dengan memperhatikan setiap kaidah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Sementara itu, alokasi dana untuk mendukung kegiatan eksplorasi mineral emas, nikel dan bauksit Perusahaan dianggarkan lebih dari Rp 80 miliar pada tahun 2020," jelasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.