Harga Komoditas Tambang Bakal Rebound 2 Bulan Lagi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan harga komoditas pertambangan akan naik lagi dalam dua bulan ke depan. Saat ini memang harga komoditas mengalami penurunan akibat virus corona.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Minerba Irwandy Arif mengatakan optimisme kenaikan harga komoditas tambang ini sudah mulai bisa terlihat. Sebab ada beberapa komoditas seperti timah yang kini sudah mulai naik sedikit demi sedikit.
"Jadi kalau kita lihat sebelah kiri itu adalah harga Nikel, yang tengah harga tembaga, kanan harga timah. Timah sudah mulai naik seperti yang kita lihat di sini," ujarnya dalam diskusi virtual BNPB, Selasa (23/6/2020).
Kembali menggeliatnya harga komoditas pertambangan ini juga tidak terlepas dari mulai kembali dibukanya aktivitas di sejumlah negara. Khususnya negara-negara yang menjadi penyumbang produksi di sektor pertambangan.
"Dan covid-19 ini ada harga-harga komoditas dengan grafik menurun. artinya harga komoditas ini akan menurun kelihatannya sampai Juni ini, diharapkan akan meningkat satu dua bulan akan datang," jelasnya.
Menurut Irwandy, saat ini juga pabrik-pabrik di China sudah kembali beroperasi lagi. Setelah beberapa waktu lalu harus berhenti karena adanya pandemi virus corona yang menginfeksi negeri tirai bambu tersebut.
"China sudah mulai beroperasi beberapa kegiatan pertambangan dan smelter sehingga harga dalam dua minggu terakhir ini mulai menanjak kembali. Tentunya ini berupa harapan," ucapnya.
Menurut Irwandy, penurunan harga komoditas tambang ini tidak terlepas dari berhentinya aktivitas penambangan di sejumlah negara produce seperti Chili hingga Argentina. Bahkan kedua negara tersebut menutup perbatasan untuk mencegah masuknya virus.
"Jadi beberapa produsen dunia seperti Chili, Argentina mulai membatasi kegiatan produksi dan menutup perbatasan sehingga menurunkan permintaan bahan baku mineral logam dari tambang," kata Irwandy.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.