Harga Komoditas Tembaga Berpotensi Rebound pada 2019
JAKARTA – Harga tembaga diperkirakan rebound pada tahun depan karena fundamental permintaan dan pasokan membaik melampaui kekhawatiran makroekonomi global.
Indeks London Metal Exchange (LME) untuk logam industri sudah terpangkas 13% sepanjang tahun ini, sebagian besar karena tekanan dari perang dagang dan perlambatan pertumbuhan di China sebagai konsumen terbesar. Meskipun demikian, masih ada tanda-tanda penyusutan pasokan.
Harga tembaga tunai LME pada 2019 diperkirakan berada pada rata-rata US$6.699 per ton. Angka tersebut 7% lebih tinggi dari harganya saat penutupan Kamis (25/10).
Ekonom komoditas senior ABN Amro Casper Burgering mengungkapkan bahwa dari sisi fundamental saat ini tidak terlalu banyak berubah, tetapi banyaknya masalah makro membuat harga tembaga terus rendah.
“Setelah perang dagang mereda dan pertumbuhan China membaik, ke depan sisi fundamental akan lebih dilihat daripada faktor makro,” ungkapnya, dikutip dari Reuters, Minggu (28/10/2018).
Sejumlah analis memprediksi adanya penyusutan pasokan pada tahun depan sehingga hal itu memangkas konsensus defisit global menjadi 44.000 ton dari sebelumnya 151.000 ton pada Juli.
Para analis juga meruncingkan jumlah surplus menjadi 13.500 ton pada tahun ini, turun jauh dari perkiraan sebelumnya dengan penyusutan pasokan hingga 129.000 ton setelah tambang besar Escondida gagal mogok.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.