Jakarta, EnergiToday-- Harga timah di pasaran dunia terus mengalami kenaikan. Saat ini bahkan menembus 20.000 US$ per metric ton, padahal sebelumnya harga timah sempat terjun anjlok di angka 12.000 an US$ per metric tonnya.
"Untuk harga memang semakin naik tapi bahan baku pasir timah kita kekurangan, maka dari itu akan dimaksimalkan hasil penambangan kita," kata Dirut PT Timah Tbk, Moch Riza Pahlevi Tabrani, Minggu (2/10).
Hingga saat ini sejumlah negara mampu menghasilkan balok timah melebihi kemampuan bahan baku pasir timah. Sehingga terus menjadi pertanyaan darimanakah pasir timah tersebut kalau bukan dari Bangka Belitung.
Hal ini disayangkan oleh Moch Riza Pahlevi sebab diduga kuat masih ada upaya membawapasir timah secara ilegak keluar negeri. Padahal jika pasir timah tersebut masuk ke PT Timah Tbk maka kesulitan bahan baku bisa teratasi. (fd/bp/tn)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.