a a a a a
News Update Harga Timah Rebound ke US$20.000
News

Harga Timah Rebound ke US$20.000

Bisnis.com, JAKARTA - Harga timah kembali menguat ke atas level psikologis US$20.000 per ton akibat laporan defisit pasar global sebesar 1.500 ton pada kuartal I/2017.

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/5/2017) di London Metal Exchange (LME), harga timah naik 2,28% atau 455 poin menjadi US$20.380 per ton. Angka ini menunjukkan harga terkoreksi 3,53% sepanjang tahun berjalan.

Tahun lalu harga timah meningkat 45,14%, tertinggi di antara logam lainnya. Pada 30 Desember 2016 harga mencapai US$21.125 per ton.

Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto mengatakan harga timah mendapat sentimen positif dari sisi fundamental. Laporan World Bureau of Metal Statistic (WBMS) menyebutkan defisit persediaan timah global pada kuartal I/2017 mencapai 1.500 ton.

"Laporan WBMS menguatkan harga timah dari sisi fundamental," paparnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (18/5/2017).

Menurut WBMS pada tiga bulan pertama 2017 ada kenaikan permintaan dari China sebagi produsen, pengolah, dan pengonsumsi timah terbesar di dunia sejumlah 2,3% year on year (yoy). Pada 2016, Negeri Panda menghasilkan 153.100 ton dari total global sebanyak 351.900 ton.

Berdasarkan data Bank Dunia, dua negara produsen timah terbesar pada 2016 setelah China ialah Indonesia sejumlah 60.000 ton, dan Myanmar 47.400 ton. Produksi Indonesia turun dari tahun sebelumnya sebesar 68.400 ton, sedangkan Myanmar naik dari pencapaian 2015 sebanyak 28.600 ton.

Andri mengatakan, laporan WBMS juga menyebutkan ekspor Indonesia pada April 2017 hanya naik tipis menjadi 6.378 ton. Sementara produksi Myanmar dan Peru tercatat menurun pada Maret 2017.

Potensi defisit masih cukup terbuka dalam jangka panjang terutama dari Indonesia dan Myanmar. Pasar juga menyorot kebijakan pemerintah China yang membatasi aktivitas smelter karena terkait isu lingkungan.

Sebelumnya pada Februari 2017 harga timah sempat terjerembab ke area US$18.000 per ton karena memasuki periode keseimbangan baru. Pasalnya, pada 2016 harga sempat mengalami kenaikan sebesar 70%.

Sentimen negatif lain yang menghantui pasar ialah kekhawatiran pasar akibat adanya isu pemerintah China menghapus pajak ekspor senilai 10%. Hal ini mencemaskan akan banjirnya suplai.

Pemerintah setempat memang belum mengumumkan secara resmi perihal keputusan penghapusan pajak. Namun, kebijakan yang berlaku sejak 2008 itu tidak ada dalam tabel tarif pajak ekspor komoditas 2017 yang diterbitkan.

Selain itu, belum adanya kejelasan program kebijakan Presiden AS Donald Trump tentang penggenjotan belanja infrastruktur turut memberikan sentimen negatif. Padahal Trump berencana menggelontorkan dana hingga US$1 triliun.

"Jika rancangan kebijakan infrastruktur lolos di kongres AS harga logam bisa melejit," ujarnya.

Menurutnya dalam jangka panjang tren harga timah akan bergantung dari sisi suplai dan permintaan. Pada 2017, harga diprediksi bergerak dalam rentang US$18.000-US$23.000 per ton.

Adapun dari sisi konsumsi sebenarnya cukup tertopang dari kebutuhan bahan semi konduktor untuk industri elektronik, khususnya smartphone.

Latest News

PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke DepanPLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke Depan
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Smelter Feronikel Baru Antam ANTM di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLNSmelter Feronikel Baru Antam (ANTM) di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLN
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT