Harga Tinggi, Pembebasan Lahan Smelter Tak Kunjung Tuntas
Proses pembebasan lahan smelter oleh tim pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) belum menunjukkan tanda-tanda akan tuntas. Sekitar 10 hektar lahan dari total 154 hektar yang dibutuhkan pabrik smelter yang akan dibangun PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) itu, hingga kini masih kukuh dipertahankan para pemiliknya.
Meski sebelumnya Pemda KSB dan pihak PTAMNT telah membuat sejumlah syarat yang dianggap akan menguntungkan para pemilik lahan. Mulai dari harga yang kompetitif sesuai hasil apraisal tim penilai independen hingga komitmen sosial lainnya. Nyatanya ada sekitar 4 keluarga pemilik lahan yang tetap mempertahankan haknya.
“Lahan sekitar 10 hektar itu dimiliki oleh empat orang. Mereka memang belum mau melepas sampai sekarang,” ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda KSB, Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M.Si kepada Suara NTB, Kamis 2 Januari 2020.
Cara bertahan para pemilik lahan tersebut dengan menetapkan harga tinggi. Menurut H. Amry, mereka sementara ini hanya bersedia merelakan lahannya jika PTAMNT bersedia membayar Rp15 juta/are. Padahal berdasarkan hasil penilaian tim apraisal idependen, lahan tersebut dilabeli harga pada kisaran Rp2,5 juta hingga maksimal Rp5 juta/are. “Jadi mereka pasang harga tinggi,” urainya.
Namun lanjut H. Amry, komunikasi antra tim dengan para pemilik lahan sejauh ini tetap berjalan baik. Berbagai opsi pun sesuai syarat yang sebelumnya telah ditetapkan PTAMNT terus ditawarkan kepada pada pemilik lahan. “Kan banyak yang kita tawarkan ke mereka mulai memberi slot kesempatan kerja saat pembangunan smelter. Termasuk opsi relokasi juga kita coba masuk,” timpalnya.
Walau belum bisa memastikan kapan akan tunas, H. Amry optimis target persiapan lahan smelter tidak akan menganggu jadwal konstruksi smelter yang direncanakan dimulai pertengahan tahun ini. “Saya kira masih ada waktu. Toh prinsipnya mereka (pemilik lahan) setuju, tapi tinggal soal harga dan kompensasi lainnya yang perlu kita samakan persepsinya,” tukasnya seraya menambahkan saat ini di lokasi sudah dimulai persiapan pembersihan lahan.
“Surat AMNT sudah masuk ke kami. Mereka melaporkan akan segera memulai pembersihan lahan smelter yang sudah clear and clean proses pembebasannya,” sambung mantan kepala Bappeda Litbang KSB ini.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.