Harga nikel anjlok akibat dua faktor, salah satunya Indonesia melanjutkan ekspor
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pada Senin (11/11), harga nikel mencatatkan penurunan. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, harga acuan tiga bulanan nikel di London Metal Excgane (LME) melorot 1,5% menjadi US$ 15.945 per ton pada pukul 09.50 waktu Singapura.
Sementara, harga kontrak nikel yang paling sering diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange anjlok 1,8% menjadi 124.360 yuan atau US$ 17.780,70 per ton.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga nikel melemah. Pertama, data cadangan nikel yang menunjukkan kenaikan. Asal tahu saja, data yang dirilis pada Jumat lalu menunjukkan, cadangan nikel di gudang yang dilacak oleh Shanghai Futures Exchange mengalami kenaikan ke level tertingginya sejak pekan yang berakhir 1 Juni 2018 ke posisi 30.831 per ton. Hal ini meredakan kecemasan bahwa suplai nikel mengalami pengetatan.
Kedua, pada pekan lalu, Indonesia mengatakan telah mengizinkan beberapa eksportir bijih nikel untuk melanjutkan pengiriman setelah penghentian sementara demi menyelidiki laporan pelanggaran.
Baca Juga: Pemerintah memastikan tidak ada larangan ekspor nikel
Nikel merupakan salah satu komoditas dengan performa terbaik pada tahun ini di antara komoditas logam lainnya. Data Reuters menunjukkan LME nikel naik 49%, yang disokong oleh adanya kecemasan semakin minimnya suplai dari Indonesia, setelah pemerintah mengumumkan pelarangan ekspor mulai awal tahun depan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.