Jakarta. Harga platinum dan paladium melesat sejalan dengan kenaikan harga emas. Permintaan sektor otomotif menjadi penyokong utama kenaikan harga dua komoditas logam mulia ini.
Per Jumat (29/7) pukul 17.10 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,31% ke level US$ 1.135,30 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun sejak awal Juli 2016, harga sudah tumbuh 7,39%. Sedangkan bila dihitung sejak awal tahun, harga platinum sudah naik 26,79%. Harga paladium kontrak pengiriman September 2016 kemarin juga turun tipis 0,05% ke level US$ 698,30 per ons troi dibanding hari sebelumnya.
Namun sepanjang Juli 2016, harga naik 5,29% dan 24,12% sejak awal tahun. Andri Hardianto, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, menuturkan, koreksi harga platinum kemarin terjadi setelah kenaikan yang signifikan di perdagangan sebelumnya. Hal tersebut menimbulkan aksi profit taking di pasar. Ditambah lagi dengan adanya laporan penurunan impor platinum dari China di Juni 2016.
General Administration and Custom China mencatat impor platinum di Juni 2016 turun 37.4% menjadi 4,71 ton dibanding periode yang sama 2015 lalu. “Koreksi ini sifatnya masih sementara, karena peluang harga naik lagi masih ada,” tutur Andri.
Katalis positif bagi harga platinum datang dari kisruh masalah upah tenaga kerja di tambang Afrika Selatan yang belum usai. Ini berimbas pada terganggunya produksi yang bisa mengangkat harga, karena kekhawatiran pasokan secara global mengempis. “Walau untuk jangka pendek koreksi bisa terjadi akibat penguatan USD dan pesimisme Bank Sentral Jepang (BoJ),” ujar Andri.
Pasar juga akan terpengaruh data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II, yang turun 1,2%. Padahal, konsensus analis memprediksi ekonomi AS tumbuh 2,6% di kuartal II. BoJ juga menunda rencana pembelian obligasi pemerintah dan menahan suku bunga. Keputusan ini jauh di luar ekspektasi pelaku pasar yang mengharapkan adanya stimulus tambahan dari BoJ.
Hal tersebut kemudian menggerus harga paladium. “Koreksi harga mengintaipaladium,” kata Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka. Pada perdagangan sebelumnya harga paladium sempat menyentuh level tertingginya sejak Oktober 2015.
Permintaan otomotif Meski demikian, Ibrahim optimistis pergerakan harga paladium ke depan masih akan naik. “Kans harga terjaga di atas level US$ 650,00 per ons troi masih ada,” analisa Ibrahim. Menurut dia, performa paladium sejak awal tahun ditopang oleh kenaikan aktivitas industri otomotif di China. Laporan General Administration of Customs China, impor Paladium China sepanjang semester I-2016 naik 30% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jadi, walau terjadi koreksi impor pada Juni, tapi secara keseluruhan terjadi peningkatan impor. Dari catatan China Association of Automobile Manufacturers, pembuatan mobil di China Juni 2016 naik menyentuh level 1,78 juta mobil atau lebih tinggi 18% dibanding Juni 2015 lalu.
Semester I, China juga menjual kendaraan sebanyak 12,8 juta unit naik 8,1% dibanding periode yang sama tahun 2015. “Itu juga yang membantu kenaikan harga platinum,” kata Andri.
Maklum saja, kedua komoditas tersebut digunakan sebagai auto catalyst, yang merupakan salah satu komponen kendaraan. Andri memprediksi sepanjang kuartal tiga 2016 harga platinum akan naik ke kisaran US$ 1.300 per ons troi. Sementara untuk sepekan ke depan harga berkisar antara US$ 1.100–US$ 1.200 per ons troi.
Ibrahim memprediksi harga paladium pekan depan terkoreksi tipis ke US$ 695,40–US$ 698,70 per ons troi. Pasalnya, ada laporan penurunan permintaanpaladium oleh Swiss Juni 2016 dari 543 kg di Mei 2016 menjadi 421 kg.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.