Harga tembaga tertekan kenaikan produksi tambang Antofagasta
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga sempat terdorong naik karena rencana Bank Sentral China atau The People's Bank of China (PBoC) memberi bantuan likuiditas pada smelter dan industri manufaktur di China. Namun, Rabu (24/10) harga tembaga kembali terkoreksi akibat produksi tembaga naik.
Mengutip Bloomberg di pasar spot, harga tembaga di awal pekan sempat naik hingga ke US$ 6.242 per metrik ton. Namun, Rabu (24/10) harga tembaga terkoreksi 0,73% ke US$ 6.196 per metrik ton.
Analis Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan harga tembaga mulai terangkat karena pelaku pasar merespon positif rencana PBoC memberikan stimulus dalam bentuk likuiditas kepada smelter dan industri manufaktur di China.
"Rencana PBoC dilihat pasar sebagai sebuah jawaban atas tekanan ekonomi China yang melambat akibat perang dagang," kata Andri, Rabu (24/10).
Namun, harga tembaga kembali terkoreksi karena ada laporan produksi tembaga di perusahaan tambang tembaga di Chili, Antofagasta naik 15,4% menjadi 183.000 ton di kuartal III 2018. "Kondisi geopolitik yang mulai panas juga membuat pelaku pasar menghindari komoditas," kata Andri.
Pergerakan tembaga ke depan, menurut Andri, akan terpengaruh dari kondisi di China dan geopolitik. Maklum, komoditas termasuk aset berisiko.
Andri memproyeksikan, di perdagangan Kamis (25/10) pelaku pasar akan kembali merespon rencana PBoC dan membuat harga tembaga berpeluang menguat di kisarannya yang terbatas. Mengingat, masih ada kondisi geopolitik Arab Saudi dan masalah anggaran belanja Italia dan Brexit.
Secara teknikal, Andri menganalisis harga MA 50 buy. MA 100 sell. MA 200 sell. RSI 14 netral di level value 50,88. Stoch sell di level value 41,6. MACD buy di level value 28,3
Ia memperkirakan, rentang harga tembaga pada perdagangan Kamis (25/10), berada di US$ 6.185 per metrik ton hingga US$ 6.230 per metrik ton. Sedangkan, rentang sepekan berada di US$ 6.160 per metrik ton hingga US$ 6.250 per metrik ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.